Foto : Rico Fahrizal/STC RICO FAHRIZAL | STC ACEH TAMIANG | Sejak tahun 2009, mantan narapidana korupsi, Kelana bercocok tanam pala...
Foto : Rico Fahrizal/STC |
ACEH TAMIANG | Sejak tahun 2009, mantan narapidana korupsi, Kelana
bercocok tanam palawija dengan menyewa tanah milik pengusaha ternama di
Kabupaten Aceh Tamiang, Haji Zakwan. Ia memanfaatkan lahan tidur lebih
kurang 2 hektar di kawasan sekitar Lapas Kualasimpang, Kampung Dalam Kecamatan
Karang Baru, Aceh Tamiang.
Usai
menjalani hukuman di Lapas Kualasimpang, Kelana merasa tertarik menanam melon
di Kabupaten Aceh Tamiang dengan perhitungan di daerah ini tidak banyak hujan,
dan tekstur tanahnya berpasir sehingga jika terjadi hujan, air langsung
meresap. Tanaman melon tak tahan dalam kondisi tanah kering. Namun, bisa
diatasi dengan penyiraman air secara rutin.
Salah
seorang pekerja, Adi (34) yang ditemui STC, Selasa (28/5/2013) mengatakan jika curah
hujan tinggi bisa membuat tanaman melon mati. “Bertanam melon jika nasib baik untungnya banyak,
jika nasib apes, ruginya pun tidak tanggung-tanggung,” ungkapnya.
Tanaman melon memerlukan perawatan dan pemantauan terus-menerus. “Jika telat memeriksa dua hari saja, bisa gagal panen”, kata Adi. Oleh karena tempat tinggalnya satu lokasi dengan kebun melonnya maka mudah menjaganya. “Kami disewakan tanah ini sekaligus dibangun rumah oleh Pak Kelana”, ujarnya.
Ia
mengatakan, umur 45 hari tanaman melon sudah bisa dipanen. Berdasarkan
pengalamannya dengan pola sistem tanam modern, 1 pohon bisa menghasilkan melon
seberat 4 kg. “Selain melon saya menanam cabe dan sudah tiga kali penen”,
katanya. Tanaman melonnya kini berusia 10 hari. Kondisinya baik menjelang
berbuah.
Teknik Penanaman
Menurut
Adi, keberhasilan menanam melon ini dengan sistem tanam modern. Sebelum mulai
menanam, petani melon perlu mengolah lahan dengan melakukan pemupukan. Setelah
kondisi tanah gembur, dibuat guludan/bedengan selebar 90 cm yang kemudian
ditutup plastik.
“Penutupan
plastik ini untuk menekan kembang biak gulma, dan untuk menjaga kelembaban”, ujarnya.
Ia menambahkan, di antara guludan/bedengan dibuat parit selebar 60 cm yang
berfungsi sebagai drainase sekaligus memudahkan petani saat melakukan
perawatan.
Di
bedengan tanah yang tertutup plastik dibuat lubang untuk menanam bibit. Jarak
antarlubang 50 cm. Untuk pemupukan perlu 3 zak pupuk poska, 50 kg NPK pelangi
dan 15 kg KNO untuk lahan 43 rantai. “Sebelum memakai sistem modern ini,
pemakaian pupuk bisa dua kali lipat bahkan lebih,” katanya.
Menurutnya
sistem tanam modern ini selain menghemat pupuk juga menekan penggunaan bibit.
Dalam sistem tradisional, 1 lubang 1 bibit. Dalam sistem modern 4 lubang tanam
hanya perlu 2 bibit dengan teknik 1 tanaman dipecah menjadi 2 induk.
Harga bibit melon saat ini 1 pepel isi 450 biji, Rp 145 ribu. Untuk lahan 43 rantai, perlu 3 ribu pohon. Biji melon disemaikan di kantung plastik sampai berumur 10 hari. Kemudian dipindah ke bedengan. Proses pembibitan ini perlu teknik khusus. Jika tidak berpengalaman, bibit melon bisa terkena penyakit rembah kecambah dan serangan semut.
Foto : Rico Fahrizal/STC |
“Untuk
mengatasi rembah kecambah diupayakan penyinaran yang cukup sementara untuk
mengusir semut ditaburi dedak di sekitar persemaian, usia tanaman 20 hari,
batang melon ditumpu menggunakan kayu bakau yang panjangnya 1,5 meter. Jika
batang tanaman melon sudah tumbuh meninggi, bisa dipotong, diambil 5 buku dari
bawah agar besar buah melon bisa maksimal.
Tanaman melon umur 1 bulan rentan terserang tutul daun. Hama penyakit lain yang sering muncul lalat dan kepik. Jika terserang penyakit tutul daun perlu dilakukan penyemprotan dengan fungisida jika telah menyerang 1/3 lahan tanaman. Untuk menangani hama kepik dan lalat diterapkan sistem pengendalian hama terpadu. (***)
Tanaman melon umur 1 bulan rentan terserang tutul daun. Hama penyakit lain yang sering muncul lalat dan kepik. Jika terserang penyakit tutul daun perlu dilakukan penyemprotan dengan fungisida jika telah menyerang 1/3 lahan tanaman. Untuk menangani hama kepik dan lalat diterapkan sistem pengendalian hama terpadu. (***)