HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pengamat: Aceh Tak Ingin Tenggelam Bersama Indonesia

Al-Chaidar (Foto: tempo.co) JAKARTA | STC - Disahkanya bendera bulan bintang menjadi bendera Aceh menunjukan bahwa pada dasarnya masy...

Al-Chaidar (Foto: tempo.co)
JAKARTA | STC - Disahkanya bendera bulan bintang menjadi bendera Aceh menunjukan bahwa pada dasarnya masyarakat Aceh masih menginginkan kemerdekaan atau melepaskan diri dari Indonesia.

Demikian yang dikatakan pengamat politik Aceh, Al Chaidar, saat berbincang dengan Okezone, Minggu (7/4/2013). "Memang keinginan Aceh untuk merdeka masih besar," kata Chaidar.

Buruknya kepemimpinan di Indonesia, diakui Chaidar menjadi faktor utama penyebab masyarakat Aceh ingin melepaskan diri dari Indonesia.

"Orang-orang Aceh tidak ingin angkuh bersama Indonesia. Karena Indonesia dipimpin oleh presiden yang tidak begitu serius dalam mengelola kekuasaan dan politik," ungkapnya.

Pada masa perjuangan, kata dia, Aceh sudah sangat banyak membantu pemerintahan Indonesia. Namun kini, di tengah segala masalah yang membelenggu Indonesia, Aceh berusaha untuk menghindar agar tidak terpuruk.

"Aceh tidak ingin tenggelam bersama Indonesia. Pada masa Soekarno Aceh sudah membantu. Tapi kemudian Indonesia kok tidak menjadi lebih baik. Kalau begitu Acehpisah saja supaya tidak ambruk bersama. Artinya faktor kepemimpinan," tandasnya.

Seperti diberitakan, bendera bulan bintang sah menjadi bendera Aceh setelah diundangkan dalam lembaran daerah Qanun (Perda) Nomor 3 Tahun 2013 pada 22 Maret 2013. Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, meneken Qanun tersebut pada Senin 25 Maret.

Aceh memiliki kewenangan menggunakan bendera, lambang, serta himne khusus atas persetujuan legaslitaf dan eksekutif Aceh, sebagaimana disebut dalam MoU Helsinki dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. (Okezone)