Foto: Ilustrasi-blogspot TAKEGON | STC - Liburan ke Aceh jangan hanya main ke pantai atau Kota Banda Aceh, cobalah mampir ke Gua Loyang...
Foto: Ilustrasi-blogspot |
Selain berisi stalagtit, gua ini juga menyimpan batu yang konon adalah putri Aceh yang dikutuk. "Gua Putri Pukes lokasinya di Kota Takengon.
Dari pusat kota sekitar 10-15 menit," jelas salah satu anggota komunitas I Love Aceh, Danurfan kepada detikTravel, Rabu (17/4/2013).
Gua Loyang Pukes lebih tepatnya berada di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh tengah. Menurut Danurfan, gua ini berada di pinggiran Danau Laut Tawar.
Untuk masuk ke dalam, wisatawan yang datang akan disambut oleh pemandu wisata setempat. "Satu orang bisa bayar Rp 5.000/orang.
Nanti begitu datang, wisatawan langsung diantar guide. Jadi masuk tidak sendiri," tambah Danurfan. Begitu tiba di lokasi, setiap traveler langsung disambut dengan tulisan "Putri Pukes, Manusia Jadi Batu". Tidak salah memang tulisan ini.
Jika masuk ke dalam, Anda akan menemukan batu mirip manusia. Menurut masyarakat sekitar, batu ini adalah seorang putri Aceh bernama Putri Pukes yang dikutuk ibunya.
Ada dua versi mengenai asal-usul batu tersebut. "Kalau ceritanya dulu ada pernikahan. Kemudian tiba-tiba ada perubahan cuaca.
Kumpulan orang-orang yang ingin datang ke pernikahan masuk ke dalam gua. Katanya mereka tidak bisa keluar," jelas Danurfan.
Berbeda dengan versi pertama, versi kedua menceritakan tentang anak yang tidak bisa menjauh dari sang ibu.
"Kalau cerita yang satu lagi, putri jadi batu karena ia tidak bisa menjauh dari ibunya," kata Danurfan.Konon, sang putri dipersunting oleh seorang pangeran dari desa seberang.
Iringan-iringan pengantin sudah siap mengantar Putri Pukes ke tempat sang suami. Tidak ada isak tangis keluar dari mata orangtuanya.
Bukan karena tak sedih, tapi karena sudah seharusnya Pukes pergi, tinggal dan menetap di tempat suami. Sebaliknya, air mata keluar bercucuran dari mata Pukes.
Ia memeluk sang ibu karena berat meninggalkannya. Sebelum pergi, sang ibu berpesan agar Pukes tidak menengok ke belakang. Ia harus terus memantapkan kaki ke depan.
Pukes perlahan berjalan meninggalkan rumah dan ibunya. Tapi apa daya, ia tak kuat untuk mematuhi pesan sang ini. Pukes pun menoleh ke belakang.
Dalam sekejab tiba-tiba angin berhembus kencang. Hujan turus dengan deras. "Dia menoleh lalu menjadi batu," tambah Danurfan. Namun, karena sudah lama, batu Putri Pukes perlahan tidak berbentuk seperti manusia lagi.
"Kata guidenya, ketika melihat batu lalu kita sedih, batu ini akan mengeluarkan air mata," imbuh Danurfan.Di dalam gua, selain melihat batu kutukan, masih ada lagi hal lain yang bisa Anda lihat.
Beberapa yang bisa dilihat adalah sumur besar, kendi yang sudah menjadi batu, tempat duduk untuk bertapa orang masa dahulu, alat pemotong zaman dahulu.
"Ada sumur untuk obat. Sumur ini tiga bulan sekali ada air. Katanya airnya bisa jadi obat. Ada juga batu untuk bertapa," ungkap Danurfan.
Tak hanya itu, jika melihat lebih jeli, turis bisa melihat batu berbentuk Pulau Papua dan ikan. Sayang Gua Loyang Pukes cukup gelap. Jadi traveler yang ingin masuk harus membawa senter, ya! ( DetikTravel )