Foto : Syawaluddin/STC Laporan : SYAWALUDDIN | STC ACEH TAMIANG | ‘Kuluk’ terduduk lesu, saat iring-iringan konvoi Apel Bendera ...
Foto : Syawaluddin/STC
|
Laporan : SYAWALUDDIN | STC
ACEH
TAMIANG | ‘Kuluk’ terduduk lesu, saat iring-iringan konvoi Apel
Bendera Merah Putih tiga kabupaten—Aceh Tamiang (Atam), Kota Langsa dan Aceh
Timur (Atim)—meninggalkan dirinya menuju Kota Langsa pusat apel dari tiga
kabupaten kemarin pagi.
Padahal tak seharusnya dia tertinggal, namun aba-aba Korlap
memerintahkan dirinya untuk mendatangi salah satu Partai Nasional (Parnas),
untuk menanyakan kenapa Parnas yang ada di Atam tidak mengirimkan utusannya,
dalam apel akbar merah putih tersebut.
Kuluk mendapatkan jawaban, “kita tidak dibenarkan oleh ketua provinsi
untuk mengikuti apel itu, kalau minta anggota kami, konfirmasikan ke provinsi
dulu”. Begitu kata ketua salah satu Parnas di kabupaten ini.
Dengan wajah miris, Kuluk pun balik. Begitu sampai alangkah terkejutnya
dia, sebab dia tak melihat iring-iringan konvoi truck bendara merah putih yang
akan membawanya ke Kota Langsa. Hanya Korlapnya saja yang terlihat sibuk
menelpon untuk suksesnya perlhelatan akbar tersebut.
Diapun menunggu Korlap selesai menelpon, untuk melaporkan hasil
kunjungannya ke salah satu Parnas tadi. Begitu selesai tanpa tedeng aling-aling
kuluk melaporkan kunjungannya ke Parnas “Bang, semua Parnas tidak mau ikut Apel
Bendera Merah Putih ini, intinya mereka tidak mendukung gerakan ini bang”. Kata
Kuluk, lalu di jawab Korlap “Mereka Sparatis dan PKI itu, ndak ada jiwa
NKRI-nya, pengecut”. Tegas Korlap Apel.
Lalu, Kuluk dan Korlap pun berangkat menuju kota Langsa, untuk
mengikuti Apel Akbar Bendera Merah Putih dengan menggunakan mobil kijang hijau.
Dialog pun terjadi di dalam mobil. “Aneh ya bg, Parnas kan merupakan perwakilan
politik dari pusat ke Provinsi dan Kabupaten, untuk memberikan yang terbaik bai
rakyat”. Kata Kuluk.
“Alah…mereka lebih dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM), jadi bukan GAM,
tapi lebih dari GAM. Mereka hanya mementingkan diri pribadi, kelompok dan
perutnya. Biarlah Negara bangkrut. Asal mereka bisa menikmati hasil dari
rekayasa politik murahannya, menipu rakyat dan menjadikannya komoditi
kepentingan, Kuluk”. Lanjut Korlap.
Dimana harga diri anggota Parnas yang katanya pro NKRI, tapi
kenyataanya dalam apel akbar Bendera Merah Putih itu tak terlihat ada anggota
Parnas yang ikut Apel, mana suara NKRI partai yang konon bela Negara seperti Golkar,
PPP, PKS, Patriot Indonesia, PBB, PBR, PDI Perjuangan, Gerindra, Demokrat, dan
banyak lagi lainnya. Tidak memberikan kontribusi bela Negara.
“Itu kuluk, jangan lagi pilih calon legislatif dari Parnas, mereka itu
tak lebih bagaikan parasit yang menggerogoti Negara, katanya bela kepentingan
rakyat dan Negara. Buktinya apa?, apel bendera merah putih pro NKRI saja mereka
takut mati di tembak oleh momok
kan?...keterlaluan itu Kuluk, nyawa bukan momok yang menentukan tapi Allah”.
Memang sih, tak satu Partaipun yang terlihat ikut dan ada dibarisan
konvoi Apel Akbar Bendera Merah Putih Pro NKRI, kecuali itu Parnas dari PKPI
ada mengirimkan utusannya sebanyak 5 orang. Yang lainnya pada kolep atau tidur,
atau tidak mau tahu. Luar biasa kontribusi Parnas ‘PARTAI NASIONAL BUSUK’ yang
membuat Indonesia kolep. Percaya atau tidak, analisa saja sendiri.
****
Konvoi
Ormas, OKP dan LSM
Kamis, Pagi jam 9.30 wib kemarin. 500 an warga Atam dari berbagai
elemen Ormas, OKP dan LSM berkumpul di alun-alun Kantor bupati Atam yang
tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Sipil Aceh Tamiang (SOMASI) melakukan
Apel Bendera Merah Putih Pro NKRI dengan memusatkan acara di Kota Langsa dari
tiga Kabupaten/Kota. Aceh Tamiang, Kota Langsa dan Aceh Timur.
Tepat jam 10.00 wib, elemen masyarakat Atam melakukan konvoi menuju
kota Langsa, warga dari tiga Kabupaten tumpah ruah di Lapangan Merdeka Kota
Langsa. Seribuan warga menolak dan mendesak pusat untuk tidak mengesahkan Qanun
Nomor 03 tahun 2013 tentang Lambang dan Bendera Aceh.
Gerakan itu menolak lahirnya qanun nomor 3 tahun 2013 tentang lambang
dan Bendera Aceh yang dapat dan berpotensi kerawanan sosial paska perjanjian
damai Agustus 2005 di Helsinky lalu. Apalagi diperkuat dengan riset Rabithah
Thaliban, dimana symbol buraq tersebut telah melukai islam, dengan menghina
nabi Muhammad SAW.
Begitupun para anggota dewan yang berasal dari parnas hanya diam dan
diam, tidak mampu berbuat apa-apa. Korlap SOMASI Atam, Sayed Zainal MSH dalam
orasinya di Kota Langsa mengatakan; menentang dan menolak sikap politik anggota
DPRK dan DPRA dari Partai Politik Nasional yang hanya diam, takut dan tidak
memberikan pendapat, saran terhadap lahirnya qanun nomor 3 tahun 2013 tentang
lambang dan Bendera Aceh yang dapat dan berpotensi memecah belahkan persatuan
dan kesatuan NKRI.
Didepan Anggota Apel, Sayed menegaskan; meminta secara sadar kepada
anggota DPRK dan DPRA segera mengundurkan diri dari lesgislatif dan dari
keanggotaan ataupun pengurus Partai Nasional karena tidak memiliki tanggung
jawab sebagai bangsa dan anggota masyarakat di NKRI ini.
Selain Sayed, Ketua PETA Aceh Teuku Sukandi menegaskan, kalau
pengesahan qanun Bendera dan Simbol Aceh adalah bentuk penistaan terhadap UUD
NKRI 1945 dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW, sebab Buraq yang di
lambangkan sebagai kepala perempuan cantik dengan memakai mahkota, bukan
gambaran buraq seperti yang di katakana dalam Al-Qur’an.
Dia juga menyerukan kepada ulama-ulama Aceh untuk menyerukan dan
mengambil langkah-langkah bijak dan keputusan tentang symbol Aceh yang dianggap
sudah menghina tersebut. “Ulama jangan diam, kami minta tolong ingatkan, kalau
buraq yang digunakan sebagai symbol Aceh tersebut adalah salah”. Tegasnya
Menurutnya, ini adalah bentuk pemecah belahan persatuan dan kesatuan
bangsa Aceh, dari orang Yahudi. “itu dogma nya yahudi untuk menghancurkan
aqidah Islam, para ulama Aceh tolong segera luruskan ini, agar tidak terjadi
perpecahan dalam mengartikan hala-hal yang salah”.
Disamping itu Ketua Departemen Riset RTA, Zulkhairi, MA dalam risetnya
bahwa; sejarah tentang buraq tidak bisa dipisahkan darti sejarah islam yang
diukir oleh Nabi Muhammad SAW saat melakukan isra’ mi’rat, tidak ada referensi
otentik bahwa buraq itu berkepala wanita.
Bahwa buraq berkepala wanita dengan mahkota emas adalah bentuk
penghinaan orang yahudi kepada Nabi Muhammad, yahudi mencemooh seolah gila
perempuan dan harta. Buraq dimaknai sebagai kendaraan yang terbangnya secepat
kilat, buraq dalam bahasa arab berarti kilat.