Andy Nur Muhammad (Foto: STC) SYAWALUDDIN | STC ACEH TAMIANG | Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Tamiang (HIMPERA...
Andy Nur Muhammad (Foto: STC) |
ACEH TAMIANG | Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Tamiang (HIMPERATA), Ramli menuding, Kabinet Pemerintahan Hamdan Sati – Iskandar Zulkarnain sebagai Bupati Aceh Tamiang (Atam) tidak memiliki Arah Kebijakan Umum (AKU) dalam membangun kabupaten diujung Timur Aceh itu.
Dirinya menilai Pemerintahan Kabinent Hamdan Sati Cs mandul—diam ditempat—tidak seperti
dikatakan saat sebelum dirinya menjadi bupati definitif, pernyataan Hamdan Sati di media cetak; akan membawa perubahan di segala bidang sector untuk memajukan Atam secara umum.
“Saya kira, Hamdan Sati harus bisa introspeksi diri, apakah pemerintahannya sudah benar atau masih bergeming, tidak mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, dalam membangun Atam kedepan, Saya kira omong kosong itu”. Tegasnya dalam sebuah wawancara sore ini kepada STC.
Menurut Ramli, tugas seorang bupati mampu membawa perubahan yang mendasar di tatanan sebuah pemerintahan, bukan malah diam dan terkesan hanya berpangku tangan.
Lebih jauh dikatakan; jangan membeo, Jokowi memimpin Jakarta dengan Anggaran Belanja dan Pembangunan Provinsi (APBP) yang triliunan jumlah.
“Kita jangan selalu membeo, melihat orang lain maju dengan cara turun ke desa-desa, atau setiap harus jumpa dengan masyarakat layaknya seorang artis. Saya kira tidak demikian.
Kita minim APBK, gunakan sebaik mungkin, jangan terlena dengan asyik turun kelapangan tanpa hasil. Maaf kalau saya mengkritik, tapi ini demi kemajuan Atam”. Katanya.
Masih Ramli; selayaknya bupati sudah merestrukturisasi kabinet—SKPD—lama yang tidak berpotensial dalam mengawangi Atam untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), kalaupun tersangkut dengan kebijakan APBK tahun 2012, kan sudah habis masanya.
“Ini sudah bulan Maret 2013, saya pikir Bupati sudah sewajarnya menggantikan para Kepala SKPD yang tidak mampu bekerja dengan baik.
Tugas kepala SKPD kan harus sesuai tupoksi, mempu membawa perubahan dan meningkatkan PAD, malah terkesan memelihara para koruptor berdasi”.
Selain Ramli, Andy Nur Muhammad (aktifis mitigasi) Aceh berpendapat, Hamdan Sati belum dapat membawa perubahan di Kabupaten Atam, “Sudah lebih 100 hari, tapi tidak ada gebrakan-gebrakan yang dapat membawa Atam kea rah perubahan mendasar, lihat saja, apa yang sudah diberikan untuk Atam”.Katanya.
Andy sependapat dengan pernyataan Ramli, kalau restrukturisasi hanya omong kosong, kalau masih memakai cabinet lama (Abdul Latief), sama saja seperti memasukan garam sejumput ke laut, tak berbekas dan tidak memberikan efek apapun.
Sektor pendidikan, kehutanan, konflik tanah, HGU dan Kelautan semua bermasalah, malah LSM LembAHtari yang getol menyuarakan kebijakan masa lalu yang salahpun tak ditanggapi, padahal itu bisa dijadikan sebagai acuan dalam tahapan pembenahan di kabupaten Atam ini.
“Hari ini saya kecewa dengan sikap Pemerintah yang hanya bisa diam, tidak mampu berbuat. Kalau tak mampu memimpin kenapa harus mau menjadi Bupati.
Jangan ngeles “saya terpaksa atau dipaksa” itu hanya kamuflase dan retorika ketidakmampuan, tunjukan pada rakyat Tamiang kalau anda mampu, bisa tidak!!!”. Tegas Andy mengakhiri. (***)