Salah Satu Jembatan Maut Yang Sudah Banyak Memakan Korban SYAWALUDDIN | STC journalistfoto07@gmail.com ACEH TAMIANG | Jalur utam...
![]() |
Salah Satu Jembatan Maut Yang Sudah Banyak Memakan Korban |
SYAWALUDDIN | STC
journalistfoto07@gmail.com
ACEH TAMIANG | Jalur utama lintasan Karang Baru menuju Babo, Ibukota Kecamatan Bandar Pusaka kupak kapik, selain itu juga ada beberapa jembatan maut butuh perhatian serius dari Pemkab Aceh Tamiang (Atam) segera dibangun.
Bagaimana tidak, jembatan dilintasan tersebut banyak memakan korban yang digunakan masyarakat sebagai lintasan dan sarana pital lalu lalang masyarakat dari wilayah hulu untuk membawa hasil bumi ke ibukota Kabupaten.
STC melansir, banyak masyarakat saat melintasi jembatan sudah tak layak itu, malah terjerambat masuk ke dalam alur — anak sungai — yang sudah terlihat rangka besi jembatan. “beberapa waktu lalu saya, istri dan anak, masuk kedalam alur, untungnya alur tersebut ada airnya, tidak langsung terhempas”. Kata Meno (37) warga Bukit Karim saat dikonfirmasi.
Memang jembatan tak layak itu, bukan hanya satu ini saja, melainkan salah satu sampel dari beberapa jembatan pital maut; yang sangat butuh perhatian serius dari Pemkab. Ada 5 unit jembatan ukuran sedang — plat beton — yang butuh untuk segera dibangun, mengingat lintasan Karang Baru – Hulu adalah jalur pital menuju ibukota Kabupaten.
Sumber di dipemerintahan menyebutkan, untuk jembatan menuju hulu di wilayah Atam untuk Tahun Anggaran 2013 ini sudah mulai di bangun.
Benarkah?...kita lihat benar atau tidaknya. Jangan-jangan itu hanya ucapan klise menyenangkan hati masyarakat.
Namun hingga berita ini di lansir, belum ada pejabat pemerintah Atam yang buka mulut.
Kita tidak tahu apa memang harus tutup mulut atau takut jabatannya copot, akibat tekanan dari elit politik. Sayang jika ini terus belanjut di Atam, lalu sampai kapan masyarakat menerima imbas ketidakmampuan pemerintah?...tak tau lah, hanya mereka yang bisa jawab
“Selain jalan dan jembatan, kami butuh perhatian untuk bidang kesehatan. Coba saja bapak bayangkan, kalau musim kemarau kami harus menghirup debu setiap harinya, kalau hujan ya kayak kubangan. Selayaknya jalan utama ini bukan lintasan pital, melainkan lintasan kampung menuju sawah atau ladang”. Tegas Herlina (40) warga alur Jambu.
Terserang Sesak Nafas
Data dari beberapa Puskesmas menyatakan, dalam satu bulan ada 4 sampai 6 orang usia balita yang terserang sesak nafas—ispa, akibat debu jalan, sudah melewati abang batas.
Hal itu sudah menjadi aktifitas biasa yang dirasakan oleh masyarakat hulu wilayah Atam.
Dari data di peroleh; dalam satu bulan disatu Kecamatan ada 20 orang usia balita terserang saluran pernafasan dan butuh perhatian lebih serius. Dari data lapangan yang dihimpun, setiap puskesmas masih kekurangan tenaga medis dan obat-obatan.
“Benar pak, kita sangat kekurangan tenaga medis dan obat-obatan, dimana saat masyarakat berobat, mereka harus mencari obat yang dibutuhkan ke Ibukota Kabupaten. Dan itu jarak yang harus ditempuh puluhan kilometer, kami sendiri mengeluh, sebab tidak bisa berbuat banyak untuk membantu masyarakat”. Sebut sumber disalah satu Puskesmas. (***)