suara-tamiang.com | Prof. Yaqazkiil Daror, seorang yang dianggap sebagai pakar strategi Israel mengklaim bahwa pada tahun 2013 akan ada...
suara-tamiang.com | Prof. Yaqazkiil Daror, seorang yang
dianggap sebagai pakar strategi Israel mengklaim bahwa pada tahun 2013 akan ada
sejumlah skenario yang akan dihadapi oleh Israel, baik tantangan ataupun
peluang. Klaim tersebut disebutnya sebagai sebuah prediksi.
Menurutnya, skenario itu terbagi menjadi tiga; fakta dan
realita yang kini terjadi di lapangan, mengejutkan, dan kejutan-kejutan
bersejarah yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Dia menambahkan, di saat negara dan lembaga-lembaganya
diminta untuk menjauhkan tantangan dan bahaya yang mengancam Israel, maka di
saat yang sama dicari peluang yang memberikan jaminan keamanan Israel untuk
jangka panjang.
Berikut ini adalah 10 skenario yang diumbar Yaqazkiil Daror
melalui Chanel 2 TV Israel:
Skenario 1: Meletusnya Perang dengan Hizbullah, Lebanon
Di bagian selatan Lebanon, sesuai keputusan PBB, pasukan
internasional ditempatkan. Sebagian pasukan dunia itu ditempatkan di perbatasan
antara Suriah dan Lebanon.
Dalam kondisi seperti itu, tidak ada pergerakan permusuhan
kepada Israel. Namun informasi intelijen yang didapat menyebutkan bahwa Hizbullah
tengah mempersiapkan kekuatannya di sebelah selatan Sungai Litani.
Laporan intelijen itu menambahkan bahwa Hizbullah
menyelundupkan rudal-rudal jarak jauh hingga ke Tel Aviv, bahkan lebih.
Rudal-rudal baru anti pesawat perang juga diselundupkan untuk Hizbullah.
Militer Israel tidak boleh membiarkan kondisi ini tetap
terus berlangsung.
Namun pihak militer Israel menekankan, jika perang dengan
Hizbullah meletus, korbannya tentu banyak dari pasukan PBB, seperti dari
Perancis, Italia dan Turki.
Sementara pihak Amerika mengisyaratkan adanya kebebasan
pergerakan Zionisme dalam kondisi ini, tapi dengan syarat pasukan dunia tidak
menjadi korban dan tidak membidik infrastruktur Lebanon.
Skenario 2: Serangan Rudal dari Sejumlah Pihak dalam Satu
Waktu
Skenario lain, menurut Daror, Israel akan mendapatkan
serangan rudal yang dibekali dengan hulu ledak berjarak jauh. Wilayah yang
diprediksi diserang adalah Gosh Dan, pusat kota, sehingga menimbulkan banyak
korban jiwa dan kerugian harta benda. Serangan ini diprediksi berasal dari:
- Utara Lebanon, wilayah perbatasan dimana pasukan internasional ditempatkan di sana.
- Jalur Gaza yang dikuasai penuh oleh Hamas
- Rudal jarak jauh yang dilesatkan dari wilayah perbatasan antara Iran dengan Irak.
Skenario 3: Jaringan Internasional Serang Israel
Jaringan ini termasuk di dalamnya jaringan di luar kelompok
Islam.
Markas jaringan ini tersebar di sejumlah negara lemah yang
susah dilawan, termasuk di negara-negara yang menentang Zionis Israel. Setelah
upaya dua serangan bersenjata berhasil digagalkan, jaringan ini berhasil
melaksanakan dua serangan lain di dua tempat:
- Di pusat perbelanjaan di kota Tel Aviv.
- Di salah satu sinagog Yahudi di Amerika Latin pasca-peringatan hari pengampunan.
Skenario 4: Hamas Semakin Kuat dan Menjadi Ancaman
Awal dari skenario ini didasari oleh ketidakmampuan Israel
mendeteksi kekuatan Hamas yang sebenarnya dalam perang terakhir (November
2012).
Dalam kaitan ini, ternyata Israel tidak mampu menghentikan
suplai senjata Iran ke Gaza, sehingga tidak bisa menjaga kestabilan di kawasan.
Informasi intelijen menegaskan bahwa Hamas kini memiliki
rudal-rudal handal, berjarak jauh dan rudal-rudal anti pesawat tempur.
Skenario 5: Israel Diserang dengan Senjata Kimia
Serangan ini diprediksi akan menelan korban sekitar seribu
jiwa.
Permukiman warga Israel diliputi kecemasan yang sangat
mendalam.
Terbukti kemudian, bahwa pelaku serangan berbahaya ini
adalah warga Eropa yang datang ke Israel sebagai wisatawan. Melalui program
bantuan kemanusiaan yang digagas oleh organisasi-organisasi Islam dunia.
Skenario 6: Ketidakstabilan di Yordania Setelah Demo yang
Digalang Warga Palestina
Hal ini muncul setelah negara Palestina resmi diakui. Israel
akan memberikan bantuan keamanan dan informasi intelijen kepada pemerintah
Yordania. Dengan cara menghentikan semua bantuan yang datang dari negara
Palestina untuk berdemo di wilayah Yordania.
Dalam hal ini, Israel akan bekerjasama dengan negara-negara
Arab lainnya untuk memperkuat pemerintahan Yordania dan menekan agar tidak
terjadi aksi-aksi demonstrasi.
Skenario 7: Mesir Mengirim Pasukan Militer ke Sinai
Pengiriman pasukan militer ini bertentangan dengan
perjanjian Camp David. Pihak Mesir sendiri menekankan bahwa alasan utama
pengiriman pasukan ke Sinai adalah untuk memerangi upaya penyerobotan di
perbatasan dan memerangi kelompok-kelompok bersenjata yang berupaya menjadikan
Sinai sebagai markas mereka.
Walau demikian, Israel mendapatkan informasi intelijen yang
mengatakan bahwa militer Mesir melakukan latihan-latihan militer di level
komandan. Ini sangat rahasia sekali, militer Mesir mengirim pasukan infanteri
ke wilayah Sinai.
Tak lain, target militer Mesir adalah ingin menguasai
kembali wilayah Sinai, tanpa menunjukkan permusuhannya kepada Israel.
Skenario 8: Serangan ke Sistem Informasi Israel
Serangan ini diprediksi dilakukan oleh kelompok kaum
muslimin yang tinggal di Rusia dan negara-negara di Timur Eropa. Bekerjasama
dengan LSM-LSM anti Israel yang ada di Inggris dan Jerman.
Serangan ini ingin menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh
kelompok-kelompok tersebut di bidang teknologi. Di sisi lain, mereka ingin
menggalang kekuatan dunia agar bisa bergabung dengan kelompok tersebut.
Skenario 9: Berdirinya Negara Palestina untuk Dua Bangsa
Ide ini muncul setelah upaya perundingan damai dengan
Palestina mandul dan tuntutan kuat dunia akan berdirinya negara Palestina yang
merdeka.
Ide ini mendapatkan dukungan kuat dari negara-negara yang
selama ini selalu mendukung Israel, yang mulai pesimis akan tercapainya
perundingan damai antara Israel dengan Palestina yang bisa menjamin kestabilan
di kawasan.
Jika memang skenario ini terjadi, maka akan bisa v mendorong
kemajuan bagi perundingan damai antara Israel dengan Palestina.
Skenario 10: Secara Mengejutkan Kebijakan Amerika Berubah
Tanpa ada informasi sebelumnya, Amerika mendadak melakukan
perubahan fundamental dalam kebijakan luar negeri. Khususnya yang berkaitan
dengan dukungannya kepada Israel dan perhatiannya kepada Timur Tengah, secara
umum.
Hal ini juga dibarengi dengan melemahkan lobi Yahudi untuk
mempengaruhi kebijakan Amerika.
Jika skenario ini memang terjadi, sementara perundingan
damai dengan Palestina mandul, negara Palestina belum merdeka dan Iran memiliki
senjata nuklir. Maka akan membahayakan bagi keamanan nasional Israel. (ist/hdn)