Pengasah batu akik, Agus Boni (45) di Jln Ahmad Yani suara-tamiang.com | Berbicara tentang batu akik yang dibentuk sebagai hiasan cin...
Pengasah batu akik, Agus Boni (45) di Jln Ahmad Yani |
suara-tamiang.com | Berbicara tentang batu akik yang
dibentuk sebagai hiasan cincin, banyak masyarakat Aceh Tamiang seakan
terhipnotis dengan keindahannya. Batu tersebut dianggap memiliki nilai
keindahan dan berbagai ragam cerita menarik seputar asal-muasalnya,
sehingga akhirnya sang perajin atau penggerenda batu akik pun kebanjiran
order dan meraih omset lumayan.
Adalah Agus Boni (45) yang mengaku
belakangan ini kebanjiran rezeki dari upah membentuk batu dari para
penggemar batu akik. Ada yang datang un.tuk meminta batunya dibentuk,
ada juga membeli batu yang telah dia sediakan.
“Terserah dari mana asal batu yang hendak dibentuk, yang terpenting upahnya,” ujar Agus.
Menurut warga Desa Perdamaian, Kecamatan Kota Kualasimpang ini, penghasilannya terkadang bisa mencapai ratusan ribu per hari, jika jumlah pesanan cukup banyak yang terkadang bisa mencapai 25 buah.
Upah untuk membentuk batu sesuai ukuran batu tersebut, misalnya batu ukuran kecil Rp 15.000 sementara yang besar Rp 25.000. Dia melayani pelanggan sampai mereka puas dengan hasil kerjanya.
Bahkan batu yang kecil sekalipun dapat dibentuknya dengan keahlian yang dimiliki dari orangtuanya. Melihat lapak usahanya yang hanya bersandar di dinding lorong toko emas di Jalan Ahmad Yani, cukup dikagumi karena nyatanya dia tak peduli dengan terik matahari.
Namun saying, selama 25 tahun menjalankan usaha, dia mengaku belum mendapat sentuhan maupun bantuan pemerintah daerah. “Jika pemerintah mau membantu usaha kecil ini, saya akan siapkan persyaratannya, seperti proposal misalnya,” ujar Agus. | Sumber : MedanBisnis
“Terserah dari mana asal batu yang hendak dibentuk, yang terpenting upahnya,” ujar Agus.
Menurut warga Desa Perdamaian, Kecamatan Kota Kualasimpang ini, penghasilannya terkadang bisa mencapai ratusan ribu per hari, jika jumlah pesanan cukup banyak yang terkadang bisa mencapai 25 buah.
Upah untuk membentuk batu sesuai ukuran batu tersebut, misalnya batu ukuran kecil Rp 15.000 sementara yang besar Rp 25.000. Dia melayani pelanggan sampai mereka puas dengan hasil kerjanya.
Bahkan batu yang kecil sekalipun dapat dibentuknya dengan keahlian yang dimiliki dari orangtuanya. Melihat lapak usahanya yang hanya bersandar di dinding lorong toko emas di Jalan Ahmad Yani, cukup dikagumi karena nyatanya dia tak peduli dengan terik matahari.
Namun saying, selama 25 tahun menjalankan usaha, dia mengaku belum mendapat sentuhan maupun bantuan pemerintah daerah. “Jika pemerintah mau membantu usaha kecil ini, saya akan siapkan persyaratannya, seperti proposal misalnya,” ujar Agus. | Sumber : MedanBisnis