Ilustrasi-google suara-tamiang.com | Setiap masyarakat selalu mengharapkan jalan yang dilaluinya itu jangan ada halangan apapun untuk ...
Ilustrasi-google |
suara-tamiang.com | Setiap masyarakat selalu mengharapkan
jalan yang dilaluinya itu jangan ada halangan apapun untuk dapat mereka
sampai ketujuan, tapi ternyata masih ada hambatan bagi masyarakat
Kampung Bandar Baru Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang sampai
hari ini jembatan yang “menanti maut” hampir dua tahun jembatan tersebut
tidak kujung selesai dikerjakan, akhir puluhan warga membongkar
jembatan darurat pada malam sekira pukul 20.59 WIB pada hari Senin
(4/2).
Jembatan di Kampung dimaksud adalah
satu-satunya jalan arternatif yang masyarakat lalui selama ini, ternyata
pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang membangun jembatan itu hanya separuh
hati dan tidak segera diselesaikan pekerjaannya untuk melanjutkan
pembangunannya, “mungkin kami masyarakat Kampung Bandar Baru dianggap
Kampung yang paling ujung di Kabupaten Aceh Tamiang maka pemerintah
tidak begitu menghiraukan masyrakat di Kampung kami”, kata Wak-Yung dan
Wak- Udin warga desa tersebut, pada malam
pembongkaran itu.
Apapun yang namanya pemerintah di
daerah itu harus memikirkan masyarakatnya, bukan sebaliknya, karena
adanya pemerintah disebabkan adanya masyarakat, maka pemerintah jangan
abaikan masyarakat di perdesaan yang jauh dari Kabupaten itu sendiri,
“kami masyarakat Desa Bandar Baru Kecamatan Bendahara tidak banyak
permintaan kepada pemerintah, hanya satu permintaan kami, segerakanlah
menyelesaikan pekerjaan pembangunan jembatan dimaksud agar kami dapat
melalui jembatan tanpa ada hambatan dan halangan apapun untuk masyarakat
desa kami”, tutur Wak-Ngah.
Proyek pembangunan jembapatan
di Kampung Bandar Baru Kecamatan Bandahara Kabupaten Aceh Tamiang sumber
dana APBA (Otsus) tahun 2011 dengan anggaran meliaran rupiah ternyata
terbengkalai bagaikan tidak bertuan, mungkin sudah tradisi di Kabupaten
ini kalau membuat jembatan ada yang selesai dikerjakan dan ada juga
tidak selesai dikerjakan, nampaknya sudah menjadi kebiasaan yang
dilakukan pihak pemborong maka jelas yang susah tentunya masyarakat itu
juga, karena kalau kita lihat pemerintah Aceh Tamiang terlihat adem ayem
saja, alias tenang-tenang tanpa ada masalah sama mereka, papar warga di
Kampung itu.
“Kami masyarakat di Kampung Bandar
Baru sangat berterimakasih kepada Pemerintah kalau Kampung kami ada
perobahan pembangunan jembatan maupun jalan yang dipikirkan oleh
Pemerintah untuk pelaksanaan pembangunan dimaksud, namun kalau
pekerjaannya tidak diselesaikan tentunya masyarakat sangat kecewa kepada
Pemkab Aceh Tamiang hanya separuh hati untuk menyesaikan jembatan yang
terbengkalai hampir dua tahun ini”, kesal warga.
Coba bapak lihat jembatan di Kampung
Kami ini, kata beberapa warga, malam itu, yang
kita lihat selama ini dikerjan hanya satu abudmen saja, seterusnya
ditinggal tanpa ada kelanjutannya selama kurang lebih dua tahun, kalau
memang tidak diselesaikan jembatan ini mengapa sebahagian jembatan yang
lama dibongkar lalu di buat jembatan sementara, atau jembatan tersebut
tidak lagi dilanjutkan selama-lamanya, agar ada korban masyarakat yang
jatuh kedalam sungai ketika melintas di jembatan itu, maka banyak orang
bilang “menanti maut” dijembatan Kampung Bandar Baru, maka itu lebih
baik kami bongkar jembatan darurat, biar Pemerintah tahu dengan sulitnya
masyarakat kampung, tegas warga. | Sumber : Toto/BM