Pria penjual air isi ulang berinisial D di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, menyembunyikan tiga gadis ABG. Ketiga ABG berinisial M ...
Pria penjual air isi ulang berinisial D di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, menyembunyikan tiga gadis ABG. Ketiga ABG berinisial M (16), E (12) dan S (15), terakhir kali berada di rumah D pada hari Minggu (7/10).
"Itu anak-anak terakhir di warung air galon isi ulang tempat kerja si D," kata orangtua S, Aminah usai diperiksa di Mapolres Jakarta Utara, Rabu (10/10).
Aminah menjelaskan S dan kedua temannya tersebut sering berkumpul di tempat D untuk sekedar mengobrol dan bermain.
Namun, S, E, dan M tidak berpamitan keluar menuju kediaman D pada hari Minggu. "Dia keluar pukul 12.00 WIB enggak ada pamitan.
Saya tahu dia ke tempat Dani dari cerita teman-temannya yang lain yang juga sering nongkrong di situ," ujar Aminah.
Aminah menjelaskan ketiga gadis ABG tersebut tidak ada kabar selama empat hari, hingga kediaman D digeruduk ketiga orangtua gadis ABG tersebut.
Ketika digeruduk, D membantah didatangi tiga gadis belia tersebut. "Karena orangtua merasa takut, makanya kita datangi rumahnya D. Dia bilang nggak ada.
Itu kita datangi hari Selasa (9/10) kemarin," ujar Aminah. Aminah membuat laporan bersama orang tua M bernama Risma, dan orangtua E bernama Marna.
Saat membuat laporan ke piket SPK Polres Jakut, Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol M Iqbal, sempat memonitor laporan tiga ibu-ibu tersebut.
"Ini laporannya baru dibuat, membawa anak di bawah umur tanpa sepengetahuan orangtua. Nanti kita tindak lanjuti," tutur Iqbal.
Sebelumnya, menurut pengakuan orangtua korban sebelum kabur salah satu anak dimarahi karena bergaul dengan sesama temannya yang juga hilang S.
"Sabtu (6/10) sebelum dia kabur saya omeli. Soalnya dia pulang malam dan bergaul sama S," kata Risma.
Risma mengaku banyak perubahan yang dialami E sejak bergaul dengan S dan M. E menjadi sering pulang malam dan bermain jauh dari tempat tinggalnya.
"Si E sering saya marahi karena suka pulang malam mulu main sama si S. Mereka dulunya sempat berteman, tapi karena mainnya nggak jelas dan anak saya banyak berubah ya saya larang," ujar Risma. | Merdeka.com | Ilustrasi | Foto | Google
"Itu anak-anak terakhir di warung air galon isi ulang tempat kerja si D," kata orangtua S, Aminah usai diperiksa di Mapolres Jakarta Utara, Rabu (10/10).
Aminah menjelaskan S dan kedua temannya tersebut sering berkumpul di tempat D untuk sekedar mengobrol dan bermain.
Namun, S, E, dan M tidak berpamitan keluar menuju kediaman D pada hari Minggu. "Dia keluar pukul 12.00 WIB enggak ada pamitan.
Saya tahu dia ke tempat Dani dari cerita teman-temannya yang lain yang juga sering nongkrong di situ," ujar Aminah.
Aminah menjelaskan ketiga gadis ABG tersebut tidak ada kabar selama empat hari, hingga kediaman D digeruduk ketiga orangtua gadis ABG tersebut.
Ketika digeruduk, D membantah didatangi tiga gadis belia tersebut. "Karena orangtua merasa takut, makanya kita datangi rumahnya D. Dia bilang nggak ada.
Itu kita datangi hari Selasa (9/10) kemarin," ujar Aminah. Aminah membuat laporan bersama orang tua M bernama Risma, dan orangtua E bernama Marna.
Saat membuat laporan ke piket SPK Polres Jakut, Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol M Iqbal, sempat memonitor laporan tiga ibu-ibu tersebut.
"Ini laporannya baru dibuat, membawa anak di bawah umur tanpa sepengetahuan orangtua. Nanti kita tindak lanjuti," tutur Iqbal.
Sebelumnya, menurut pengakuan orangtua korban sebelum kabur salah satu anak dimarahi karena bergaul dengan sesama temannya yang juga hilang S.
"Sabtu (6/10) sebelum dia kabur saya omeli. Soalnya dia pulang malam dan bergaul sama S," kata Risma.
Risma mengaku banyak perubahan yang dialami E sejak bergaul dengan S dan M. E menjadi sering pulang malam dan bermain jauh dari tempat tinggalnya.
"Si E sering saya marahi karena suka pulang malam mulu main sama si S. Mereka dulunya sempat berteman, tapi karena mainnya nggak jelas dan anak saya banyak berubah ya saya larang," ujar Risma. | Merdeka.com | Ilustrasi | Foto | Google