Sebuah granat yang diluncurkan dengan alat pelontar atau GLM (grenade launching machine) mendarat di atap rumah Bupati Bireuen, H Ruslan M...
Sebuah granat yang diluncurkan dengan alat pelontar atau GLM (grenade launching machine) mendarat di atap rumah Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud di Kompleks Meuligoe Residence, Desa Cot Gapu Bireuen, menjelang subuh, Rabu (19/9) sekitar pukul 04.04 WIB.
Meski tak ada korban jiwa, namun peristiwa itu langsung saja mengusik rasa aman masyarakat. Pengamatan lapangan dan keterangan polisi, granat yang jatuh di atap rumah Bupati Bireuen tidak sempat meledak namun membolongkan atap seng dengan diameter sekitar 10x10 cm.
Kaca jendela juga pecah dengan ukuran kecil. Benda maut itu ditemukan jatuh di teras rumah. Polisi memastikan granat itu aktif.
Peristiwa itu dketahui pertama sekali berdasarkan kecurigaan security/petugas jaga malam yang mendengar suara mencurigakan jatuh di atas atap seng rumah.
Setelah diselidiki ditemukan granat di teras rumah dan atap rumah terlihat bolong. Kasus itu segera dilaporkan ke bupati dan Polres Bireuen.
Dalam hitungan menit belasan anggota Polres Bireuen dipimpin Wakapolres Kompol W Edo Sulistyo berada di lokasi. Polisi melakukan identifikasi dan memintai keterangan petugas piket.
Kabar terjadinya penggranatan rumah bupati merebak cepat di kalangan masyarakat namun ada yang kurang percaya karena tak mendengar suara ledakan.
Ketika peristiwa itu terjadi, Bupati Bireuen, Ruslan M Daud bersama keluarganya sedang tidur dan baru mengetahui ketika bangun untuk shalat subuh.
Mantan bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman yang menempati rumah bersebelahan dengan rumah Bupati Bireuen kepada Serambi mengatakan, ia mengetahui kejadian itu usai shalat subuh waktu ke luar rumah.
“Saya melihat banyak polisi, ternyata ada granat yang dilempar ke atas rumah bupati,” kata Tgk Nurdin. Sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu kemarin, tim penjinak bom dari Lhokseumawe tiba di lokasi kejadian dan mengamankan benda yang masih aktif itu untuk selanjutnya dibawa ke Lhokseumawe guna penelitian lebih lanjut.
DIDUGA benda itu dilontarkan dengan pelontar khusus (GLM) dari arah timur ke atap rumah bupati. Benda berbentuk silinder seukuran pergelangan tangan remaja itu memiliki panjang sekitar 10 cm. Tidak meledak.
Di bagian benda itu tertulis FUZIEPIPTM550-APR. Polisi mendapat laporan kejadian dari pamtup bupati.
Mengenai jumlah pelaku, motif, dan lainnya dedang diselidiki. Polisi juga sudah mengumpulkan berbagai bukti dari lokasi dan memintai keterangan sejumlah orang yang setidaknya mengetahui kejadian itu.
Kami mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kejadian itu agar melaporkan kepada petugas.
PERISTIWA penggranatan rumahnya yang terjadi menjelang subuh, Rabu (19/9) ditanggapi dengan tenang oleh Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud.
“Saya tak menuding siapapun. Kita serahkan sepenuhnya kepada polisi untuk mengusut,” kata Ruslan menjawab Serambi, Rabu kemarin.
Terhadap peristiwa itu, Bupati Bireuen mengimbau semua pihak agar kalau ada masalah diselesaikan secara musyawarah.
“Mari kita bergandeng tangan dan duduk bersama menyatukan visi dan misi membangun Bireuen,” ujarnya. Diceritakannya, saat kejadian ia sedang tertidur dan baru mendapat laporan ketika dia bangun untuk shalat subuh.
“Polisi bergerak cepat melakukan tugas mereka. Kita serahkan sepenuhnya pengusutan kasus ini kepada polisi tanpa harus menuding ke sana kemari,” demikian Bupati Bireuen. | Serambinews.com | ilustrasi Foto | google
Meski tak ada korban jiwa, namun peristiwa itu langsung saja mengusik rasa aman masyarakat. Pengamatan lapangan dan keterangan polisi, granat yang jatuh di atap rumah Bupati Bireuen tidak sempat meledak namun membolongkan atap seng dengan diameter sekitar 10x10 cm.
Kaca jendela juga pecah dengan ukuran kecil. Benda maut itu ditemukan jatuh di teras rumah. Polisi memastikan granat itu aktif.
Peristiwa itu dketahui pertama sekali berdasarkan kecurigaan security/petugas jaga malam yang mendengar suara mencurigakan jatuh di atas atap seng rumah.
Setelah diselidiki ditemukan granat di teras rumah dan atap rumah terlihat bolong. Kasus itu segera dilaporkan ke bupati dan Polres Bireuen.
Dalam hitungan menit belasan anggota Polres Bireuen dipimpin Wakapolres Kompol W Edo Sulistyo berada di lokasi. Polisi melakukan identifikasi dan memintai keterangan petugas piket.
Kabar terjadinya penggranatan rumah bupati merebak cepat di kalangan masyarakat namun ada yang kurang percaya karena tak mendengar suara ledakan.
Ketika peristiwa itu terjadi, Bupati Bireuen, Ruslan M Daud bersama keluarganya sedang tidur dan baru mengetahui ketika bangun untuk shalat subuh.
Mantan bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman yang menempati rumah bersebelahan dengan rumah Bupati Bireuen kepada Serambi mengatakan, ia mengetahui kejadian itu usai shalat subuh waktu ke luar rumah.
“Saya melihat banyak polisi, ternyata ada granat yang dilempar ke atas rumah bupati,” kata Tgk Nurdin. Sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu kemarin, tim penjinak bom dari Lhokseumawe tiba di lokasi kejadian dan mengamankan benda yang masih aktif itu untuk selanjutnya dibawa ke Lhokseumawe guna penelitian lebih lanjut.
DIDUGA benda itu dilontarkan dengan pelontar khusus (GLM) dari arah timur ke atap rumah bupati. Benda berbentuk silinder seukuran pergelangan tangan remaja itu memiliki panjang sekitar 10 cm. Tidak meledak.
Di bagian benda itu tertulis FUZIEPIPTM550-APR. Polisi mendapat laporan kejadian dari pamtup bupati.
Mengenai jumlah pelaku, motif, dan lainnya dedang diselidiki. Polisi juga sudah mengumpulkan berbagai bukti dari lokasi dan memintai keterangan sejumlah orang yang setidaknya mengetahui kejadian itu.
Kami mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kejadian itu agar melaporkan kepada petugas.
PERISTIWA penggranatan rumahnya yang terjadi menjelang subuh, Rabu (19/9) ditanggapi dengan tenang oleh Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud.
“Saya tak menuding siapapun. Kita serahkan sepenuhnya kepada polisi untuk mengusut,” kata Ruslan menjawab Serambi, Rabu kemarin.
Terhadap peristiwa itu, Bupati Bireuen mengimbau semua pihak agar kalau ada masalah diselesaikan secara musyawarah.
“Mari kita bergandeng tangan dan duduk bersama menyatukan visi dan misi membangun Bireuen,” ujarnya. Diceritakannya, saat kejadian ia sedang tertidur dan baru mendapat laporan ketika dia bangun untuk shalat subuh.
“Polisi bergerak cepat melakukan tugas mereka. Kita serahkan sepenuhnya pengusutan kasus ini kepada polisi tanpa harus menuding ke sana kemari,” demikian Bupati Bireuen. | Serambinews.com | ilustrasi Foto | google