HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Gadis Piatu Malang Terserang Kanker Payudara

“BUTUH ULURAN TANGAN DERMAWAN” suara-tamiang.com: Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, ungkapan ini dapat tergambar...

“BUTUH ULURAN TANGAN DERMAWAN”

suara-tamiang.com: Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, ungkapan ini dapat tergambar pada diri Suherli Mawar Dani (16), putri yang baru beranjak gadis ini harus meninggalkan bangku sekolah di SMKN 1 Karang Baru pasca menerima rapor kenaikan kelas beberapa bulan lalu. Pasalnya, gadis piatu malang ini terserang penyakit kanker payudara yang bersarang ditubuhnya semakin membesar.

Kini, gadis piatu dari pasangan Syukur dan Almh. Qamariah (sudah meninggal-red) tersebut terbaring lemah diruangan Cut Meutia kamar nomor 7 RSUD Tamiang. Sementara Syukur, ayah Mawar (panggilan akrab Suherli Mawar Dani) warga Dusun Karya I Kampung Suka Jadi Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang hanya terlihat pasrah duduk disisi pembaringan putri kesayangannya sembari sesekali mengusap air matanya.

Saat dijenguk sejumlah wartawan, Syukur menuturkan penyakit kanker payudara yang menyerang putrinya tersebut diketahui sejak bulan Maret 2012 lalu. Upaya Syukur untuk membawa Mawar ke rumah sakit agar penyakit yang kini sudah sebesar buah semangka tersebut diangkat selalu kandas. Hal itu hanya disebabkan oleh faktor ekonomi.

“Meski rumah kami dengan rumah sakit ini hanya berjarak 75 meter, namun baru tadi pagi (Rabu, 19/9) Mawar kami bawa kemari (Rumah sakit-red). Bahkan saya sendiri tidak tahu bagaimana dengan urusan biaya, yang penting putri saya bisa segera ditangani medis”, ungkap Syukur yang didampingi Datok Penghulu Kampung Suka Jadi, Said Muhammad Abduh, Rabu (19/9) kemarin.

Seraya meneteskan air matanya, Syukur yang mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap tersebut menyatakan selama ini upaya penyembuhan anaknya hanya dilakukan pengobatan alternatif melalui jasa thabib. dirinya berharap bantuan dari para dermawan agar memberikan uluran tangan untuk meringankan beban dalam proses penyembuhan putrinya yang tubuhnya sudah semakin mengurus sedangkan payudaranya semakin membengkak besar.

Sementara itu, Datok Penghulu Kampung Suka Jadi, Said Muhammad Abduh membenarkan kalau keluarga Syukur tergolong keluarga kurang mampu. Sedangkan hasil dari pekerjaan sebagai montir keliling didapat ketika ada orderan atau panggilan saja.

“Penghasilan tetapnya Pak Syukur tidak ada. Maklumlah beliau ini hanya sebagai montir keliling. Kalau ada panggilan dari orang untuk perbaikan mesin, barulah dia mendapatkan imbalan dari jasanya itu. Dan itupun tidak setiap hari”, jelas Said.

Terkait hal itu suara-tamiang.com mengkonfirmasi via seluler Direktur RSUD dr. Zuheini, S.Km. M.Kes namun tidak berhasil karena selulernya di reject sehingga tidak dapat dihubungi dan berada diluar jangkauan. | Rico F