Memasuki hari keenam Pekan Olahraga Naional (PON) XVIII Riau, Aceh kembali menambah dua perunggu. Medali tersebut direbut dari cabang taek...
Memasuki hari keenam Pekan Olahraga Naional (PON) XVIII Riau, Aceh kembali menambah dua perunggu. Medali tersebut direbut dari cabang taekwondo dan tinju putri.
Praktis, kini pasukan Tanah Rencong sudah mengoleksi 1 emas, 3 perak, dan 10 perunggu. Dengan demikian, kontingen Aceh kini masih berada di posisi 24 dari 33 provinsi peserta PON.
Padahal, untuk pesta olahraga multievent tingkat nasional empat tahunan ini, KONI Aceh diguyur dana mencapai Rp 25 miliar dengan target 10 medali emas.
Jika menilik pada sisa cabang yang diikuti Aceh, posisi yang mungkin didapat di klasemen akhir perolehan medali nanti, Tanah Rencong paling tinggi bisa masuk peringkat 15 besar.Ibrahim Ajiedari Pekanbaru, tadi malam, melaporkan, cabang taekwondo yang dipusatkan di Hall Universitas Islam Negeri, Jumat (14/9), memulai pertandingan.
Di hari pertama, Aceh Aceh menurunkan dua taekwondoinnya, Iskandar Muda di kelas under 87kg putra, serta Domas Ayu Kirana di nomor pomsae atau jurus nomor perseorangan putri. Dari dua taekwondoin yang diturunkan, Aceh berhasil merebut satu medali perunggu melalui Domas.
Medali emas untuk nomor pomsae (seni) direbut taekwondoin Jawa Barat, Laras Fitriana dan perak Lessitra Draningrati dari Jawa Tengah. Selain Domas, perunggu juga direbut atlet Banten, Najmi Wirisundari.
Sementara Iskandar Muda harus mengakui keunggulan taekwondoin Jawa Tengah, Lukmanul Hakim, dengan skor 3-8.
Ketua Pengprov TI Aceh, Ilmiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan, sebenarnya pada hari pertama kemarin, pihaknya menargetkan dua medali.
Namun sayang, hanya satu medali yang berhasil direbut. Lepasnya target satu medali kemarin, kata Ilmiza, lantaran faktor nonteknis, di mana bodyprotector yang dipakai Iskandar Muda kebesaran.
“Seharusnya dia memakai nomor 3 namun yang ada nomor 4. Kondisi itu membuat Iskandar kesulitan bergerak.
Padahal, lawannya tidak terlalu istimewa,” tandas Ilmiza. Meski hanya mampu meraih satu medali, dia optimis cabang taekwondo berpeluang menambah perbendaharaan medali. Mengingat masih ada tujuh atlet yang belum bertanding.
“Insya Allah dan kita berharap masih akan ada lagi medali dari taekwondo. Kita masih punya tujuh atlet yang belum bertanding,” kata Ilmiza.
Untuk besok (hari ini-red), Aceh akan menurunkan tiga taekwondoin, yaitu M Fathi Yusuf di kelas under 54kg putra menghadapi atlet Maluku Utara, Mohtar Hamid. Sementara Vena Besta Klaudina di kelas under 46kg akan menghadapi taekwondoin putri Sumatera Utara, Fitria Shanti, serta Fadhluna Khairunnisa menantang taekwondoin Sumatera Utara lainnya, Dewi Anggraini.
Petinju putri Aceh, Dian Haryati, hanya mampu mempersembahkan medali perunggu bagi Aceh setelah dalam tarung semifinal yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Tengku Pangeran Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Dian kalah 8-13 dari petinju Kalimantan Timur, Odorkasih Pasaribu, kemarin.
Dengan kekalahan Dian, Aceh tinggal menggantungkan harapan kepada Afdan Bacthila untuk meraih medali tertinggi.
Di semifinal malam ini, Afdan akan menghadapi petinju Kepulauan Riau, Supriadi. Penampilan Dian dalam tarung kelas 64kg putri, sebenarnya tidak terlalu buruk.
Hanya saja, petinju putri Aceh ini kalah pengalaman dari lawannya, Odorkasih, yang sudah memiliki jam terbang lebih baik.
Dian mampu meladeni permainan cepat Odorkasih, lewat penampilan taktis yang diperlihatkan petinju Tanah Rencong.
Tapi pengalaman lebih yang dimiliki Odorkasih, membuatnya tampil lebih percaya diri dan tenang. Dalam pertarungan itu, Odor pun menang 8-13. | SerambiNews.com |Ilustrasi |Foto |google
Praktis, kini pasukan Tanah Rencong sudah mengoleksi 1 emas, 3 perak, dan 10 perunggu. Dengan demikian, kontingen Aceh kini masih berada di posisi 24 dari 33 provinsi peserta PON.
Padahal, untuk pesta olahraga multievent tingkat nasional empat tahunan ini, KONI Aceh diguyur dana mencapai Rp 25 miliar dengan target 10 medali emas.
Jika menilik pada sisa cabang yang diikuti Aceh, posisi yang mungkin didapat di klasemen akhir perolehan medali nanti, Tanah Rencong paling tinggi bisa masuk peringkat 15 besar.Ibrahim Ajiedari Pekanbaru, tadi malam, melaporkan, cabang taekwondo yang dipusatkan di Hall Universitas Islam Negeri, Jumat (14/9), memulai pertandingan.
Di hari pertama, Aceh Aceh menurunkan dua taekwondoinnya, Iskandar Muda di kelas under 87kg putra, serta Domas Ayu Kirana di nomor pomsae atau jurus nomor perseorangan putri. Dari dua taekwondoin yang diturunkan, Aceh berhasil merebut satu medali perunggu melalui Domas.
Medali emas untuk nomor pomsae (seni) direbut taekwondoin Jawa Barat, Laras Fitriana dan perak Lessitra Draningrati dari Jawa Tengah. Selain Domas, perunggu juga direbut atlet Banten, Najmi Wirisundari.
Sementara Iskandar Muda harus mengakui keunggulan taekwondoin Jawa Tengah, Lukmanul Hakim, dengan skor 3-8.
Ketua Pengprov TI Aceh, Ilmiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan, sebenarnya pada hari pertama kemarin, pihaknya menargetkan dua medali.
Namun sayang, hanya satu medali yang berhasil direbut. Lepasnya target satu medali kemarin, kata Ilmiza, lantaran faktor nonteknis, di mana bodyprotector yang dipakai Iskandar Muda kebesaran.
“Seharusnya dia memakai nomor 3 namun yang ada nomor 4. Kondisi itu membuat Iskandar kesulitan bergerak.
Padahal, lawannya tidak terlalu istimewa,” tandas Ilmiza. Meski hanya mampu meraih satu medali, dia optimis cabang taekwondo berpeluang menambah perbendaharaan medali. Mengingat masih ada tujuh atlet yang belum bertanding.
“Insya Allah dan kita berharap masih akan ada lagi medali dari taekwondo. Kita masih punya tujuh atlet yang belum bertanding,” kata Ilmiza.
Untuk besok (hari ini-red), Aceh akan menurunkan tiga taekwondoin, yaitu M Fathi Yusuf di kelas under 54kg putra menghadapi atlet Maluku Utara, Mohtar Hamid. Sementara Vena Besta Klaudina di kelas under 46kg akan menghadapi taekwondoin putri Sumatera Utara, Fitria Shanti, serta Fadhluna Khairunnisa menantang taekwondoin Sumatera Utara lainnya, Dewi Anggraini.
Petinju putri Aceh, Dian Haryati, hanya mampu mempersembahkan medali perunggu bagi Aceh setelah dalam tarung semifinal yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Tengku Pangeran Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Dian kalah 8-13 dari petinju Kalimantan Timur, Odorkasih Pasaribu, kemarin.
Dengan kekalahan Dian, Aceh tinggal menggantungkan harapan kepada Afdan Bacthila untuk meraih medali tertinggi.
Di semifinal malam ini, Afdan akan menghadapi petinju Kepulauan Riau, Supriadi. Penampilan Dian dalam tarung kelas 64kg putri, sebenarnya tidak terlalu buruk.
Hanya saja, petinju putri Aceh ini kalah pengalaman dari lawannya, Odorkasih, yang sudah memiliki jam terbang lebih baik.
Dian mampu meladeni permainan cepat Odorkasih, lewat penampilan taktis yang diperlihatkan petinju Tanah Rencong.
Tapi pengalaman lebih yang dimiliki Odorkasih, membuatnya tampil lebih percaya diri dan tenang. Dalam pertarungan itu, Odor pun menang 8-13. | SerambiNews.com |Ilustrasi |Foto |google