SYAWALUDDIN |SUARA TAMIANG jur_nalist@yahoo.com Pedagang petasan dadakan jelang lebaran kian menjamur bulan Ramadhan ini, di Kual...
SYAWALUDDIN |SUARA TAMIANG
Pedagang petasan dadakan jelang
lebaran kian menjamur bulan Ramadhan ini, di Kualasimpang, Kabupaten Aceh
Tamiang (Atam), mengingat tidak adanya kebijakan yang konkrit dari pemerintah untuk memberlakukan
pelarangan ataupun pembatasan jenis-jenis petasan yang boleh dijual.
Akibat booming-nya pembeli dari anak-anak
sampai orang dewasa bermain petasan, banyak warga yang resah, akibat gelegar
ledakan petasan menggema di udara, bayi dan usia balita terkejut saat mendengar
ledakan dan jatuh sakit.
“Saya kaget mendengar ledakan keras,
saya pikir suara senjata, begitu saya melihat anak saya, sudah menangis kaku. Kan hal-hal seperti ini
yang kita kuatirkan berdampak kepada bayi dan balita. Saya mohon kepada
Pemerintah dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menertib kan ini”, tegas Hasanah
(40) warga Kedai Besi.
Meski belum ada pelarangan dari
aparat penegak hukum dan pemerintah, keuntungan penjualan petasan sangat
menggiurkan. Dalam semalam para pedagang petasan ini bisa meraup keuntungan
dari Rp 100 ribu hingga 250 ribu dalam semalam.
Salah seorang pedagang petasan
dadakan Iwan (25), mengungkapkan kalau petasan yang di jajakan kepada pembeli
yang sangat di gandrungi adalah jenis Dragon seharga Rp 35 ribu per unitnya,
selain itu, ada jenis Pop-pop, Kupu-kupu masing-masing seharga Rp 15 ribu per
kotaknya.
“Inikan bulan muda bang, jadi kami
bisa menikmati hasil penjualan petasan maksimal lah, kalau kena dibulan tua
untuk Rp 50 ribu pun susah mencarinya. Paling-paling lakunya hanya Rp 100 ribu
saja permalam, tapi itu masih kotor”. Katanya.
Agaknya keresahan warga kota Kualasimpang tidak
dari suara petasan yang menggelegar saja, akan tetapi para pedagang petasan
dadakan memakan badan jalan, sehingga para pemakai badan jalan merasa sangat
dirugikan akibat pedagang petasan dadakan ini.