Kerusuhan antaretnis Rakhine dan Rohingya di Provinsi Arakan, Myanmar, mengundang duka mendalam bagi berbagai kalangan di Tanah Air. Ratusa...
Kerusuhan antaretnis Rakhine dan Rohingya di Provinsi Arakan, Myanmar, mengundang duka mendalam bagi berbagai kalangan di Tanah Air. Ratusan etnis Rohingya yang didominasi Muslim, tewas dan ribuan orang lainnya, terpaksa mengungsi ke negara lain, seperti Banglades, Malaysia, Indonesia, bahkan Timur Tengah untuk mencari suaka politik, setelah kampung mereka diserang dan permukiman penduduk dibakar oleh warga Rakhine.
Menanggapi kerusuhan tersebut, ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Bunda, Semarang, Jawa Tengah, menggelar aksi solidaritas dengan melangsungkan shalat Gaib yang ditujukan untuk para korban. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dana dan pemutaran video serta foto-foto keadaan warga Rohingya di Myanmar.
Tak sedikit di antara para siswa yang menitikkan air mata melihat kondisi warga Rohingya di tenda-tenda pengungsi dan pemukiman yang habis dibakar.
Fara Dina Nurfauziyaha, murid kelas 7 SMP IT Harapan Bunda, mengaku tidak tega melihat foto dan video yang diputar. "Walaupun Myanmar jauh, tapi saya bisa merasakan kepedihan, ketakutan, dan kepanikan saudara kita sesama Muslim di sana. Saya mendoakan mereka agar kondisinya cepat kembali normal," kata Fara lirih, Kamis (2/8/2012).
Hal senada disampaikan Sonata Fauziyah, siswi kelas 9. "Kami bisa apa di sini, selain memanjatkan doa. Makanya, shalat Gaib ini sangat berarti bagi kami untuk memohonkan keselamatan mereka (warga Rohingya_," ungkap Sonata.
Sementara itu, Kepsek SMPIT Harapan Bunda Muhamad Sifin Al'Mufti mengaku bangga atas apa yang dibuat oleh para siswa tersebut. Ide itu menurutnya murni dari para siswa dan dia baru mengetahui pagi tadi saat tiba di sekolah. "Walau masih sangat muda, mereka sudah mempunyai rasa solidaritas terhadap sesama Muslim yang tinggi," ujarnya.
Hasil pengumpulan dana dari sekira 200 siswa dan guru yang berjumlah Rp3,8 juta itu akan langsung dikirimkan ke sebuah LSM Muslim bernama Aksi Cepat Tanggap (ACT).(fq/okezone)
Menanggapi kerusuhan tersebut, ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Bunda, Semarang, Jawa Tengah, menggelar aksi solidaritas dengan melangsungkan shalat Gaib yang ditujukan untuk para korban. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dana dan pemutaran video serta foto-foto keadaan warga Rohingya di Myanmar.
Tak sedikit di antara para siswa yang menitikkan air mata melihat kondisi warga Rohingya di tenda-tenda pengungsi dan pemukiman yang habis dibakar.
Fara Dina Nurfauziyaha, murid kelas 7 SMP IT Harapan Bunda, mengaku tidak tega melihat foto dan video yang diputar. "Walaupun Myanmar jauh, tapi saya bisa merasakan kepedihan, ketakutan, dan kepanikan saudara kita sesama Muslim di sana. Saya mendoakan mereka agar kondisinya cepat kembali normal," kata Fara lirih, Kamis (2/8/2012).
Hal senada disampaikan Sonata Fauziyah, siswi kelas 9. "Kami bisa apa di sini, selain memanjatkan doa. Makanya, shalat Gaib ini sangat berarti bagi kami untuk memohonkan keselamatan mereka (warga Rohingya_," ungkap Sonata.
Sementara itu, Kepsek SMPIT Harapan Bunda Muhamad Sifin Al'Mufti mengaku bangga atas apa yang dibuat oleh para siswa tersebut. Ide itu menurutnya murni dari para siswa dan dia baru mengetahui pagi tadi saat tiba di sekolah. "Walau masih sangat muda, mereka sudah mempunyai rasa solidaritas terhadap sesama Muslim yang tinggi," ujarnya.
Hasil pengumpulan dana dari sekira 200 siswa dan guru yang berjumlah Rp3,8 juta itu akan langsung dikirimkan ke sebuah LSM Muslim bernama Aksi Cepat Tanggap (ACT).(fq/okezone)