Para biarawan, politisi, dan tokoh-tokoh etnik Rakhine lainnya sesungguhnyalah yang mengobarkan kebenciaian pada warga Muslim Rohingya. Pen...
Para biarawan, politisi, dan tokoh-tokoh etnik Rakhine lainnya sesungguhnyalah yang mengobarkan kebenciaian pada warga Muslim Rohingya.
Penegasan itu disampaikan presiden Myanmar, Thein Sein, Jumat (24/8).
Menurut Presiden Thein Sein para anggota etnik Rakhine tidak dapat menerima Rohingya sebagai bagian dari warga mereka.
"Partai-partai politik, sejumlah biarawan dan para individu meningkatkan kebencian etnik. Mereka bahkan mendekati dan melobi para warga Rakhine di luar negeri dan dalam negeri," kata Thein Sein dalam satu laporan yang dikirim ke parlemen Myanmar.
"Orang-orang Rakhine terus berpikir untuk menteror warga Muslim Benggali yang tinggal di negara itu," katanya, menggunakan satu istilah yang sering digunakan di Myamnar untuk warga Rohingya.
Thein Sein juga mengatakan etnik Rakhine tidak dapat memberikan tanah mereka kepada orang yang mereka anggap warga asing.
"Mereka tidak dapat mempertimbangkan satu situasi di mana para warga Muslim Benggali itu dapat menjadi warga negara," kata presiden.
Seperti diketahui, warga Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan pemerintah Myanmar menganggap 800.000 warga Rohingya sebagai warga asing. Mereka dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh dan memandang mereka sebagai musuh.
Akibatnya pemerintah Myanmar menghadapi kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Kelompk hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) yang bermarkas di New York bahkan menuduh pasukan Myanmar telah menembaki warga Rohingya dalam kerusuhan Juni itu, serta melakukan perkosaan. | Sumber : MICOM