Sejak H+1 Lebaran kawasan situs megalit Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,...
Sejak H+1 Lebaran kawasan situs megalit Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diserbu wisatawan. Dari data retribusi, tidak kurang dari 2.000 wisatawan datang setiap hari ke kawasan ini. Sayangnya, kedatangan wisatawan ini menghasilkan tumpukan sampah di mana mana.
"Kami khawatirkan adalah menumpuknya sampah di zona inti gunung padang," kata Abidin, Koordinator Paguyuban Peduli Gunung Padang kepada VIVAnews, Minggu 26 Agustus 2012.
Para petugas dan juru pelihara membakar sampah sisa makanan dan minuman wisatawan di lereng timur situs ini. "Ini sangat berbahaya baik secara ekologi maupaun struktur banguan situs yang hingga saat ini masih terus diteliti."
Ia menjelaskan, tidak kurang dari 200 kg sampah yang ditinggalkan para wisatawan di kawasan situs ini, terutama di zona inti. Ini berdasarkan perhitungan sederhana setiap wisatawan membuang sampah satu ons saja dengan dikalikan 2.000 pengunjung sudah terkumpul 200 kg sampah setiap hari. Bila dikalikan tujuh hari, maka jumlahnya mencapai 1,4 ton.
"Kami khawatirkan adalah menumpuknya sampah di zona inti gunung padang," kata Abidin, Koordinator Paguyuban Peduli Gunung Padang kepada VIVAnews, Minggu 26 Agustus 2012.
Para petugas dan juru pelihara membakar sampah sisa makanan dan minuman wisatawan di lereng timur situs ini. "Ini sangat berbahaya baik secara ekologi maupaun struktur banguan situs yang hingga saat ini masih terus diteliti."
Ia menjelaskan, tidak kurang dari 200 kg sampah yang ditinggalkan para wisatawan di kawasan situs ini, terutama di zona inti. Ini berdasarkan perhitungan sederhana setiap wisatawan membuang sampah satu ons saja dengan dikalikan 2.000 pengunjung sudah terkumpul 200 kg sampah setiap hari. Bila dikalikan tujuh hari, maka jumlahnya mencapai 1,4 ton.
"1,4 ton itu perhitungan rata-rata, kenyataannya lebih karena ada hari yang wisatawannya mencapai 3.000 orang," katanya. "Ini terlihat dari kondisi lapangan di mana sampah menumpuk karena wisatawan buang sampah sembarangan. Ini mengkhawatiirkan,” ungkapnya.
Hingga saat ini belum ada pengelolaan sampah terpadu di kawasan situs megalit ini. Para petugas hanya melakukan pembakaran sampah yang menumpuk di beberapa titik, termasuk di kawasan zona inti Gunung Padang. Bagi mereka ini solusi terbaik karena pemahaman yang kurang mengenai pengelolaan sampah.
“Pembakaran sampah dalam jumlah besar sangat mengkawatirkan karena bisa membahayakan warga, khususnya saat membakar plastik dan styrofoam," katanya. Pembakaran yang tidak terkontrol juga akan memicu kebakaran kawasan di sekitarnya. | Hadi Suprapto, Permadi, Vivinews.com
Hingga saat ini belum ada pengelolaan sampah terpadu di kawasan situs megalit ini. Para petugas hanya melakukan pembakaran sampah yang menumpuk di beberapa titik, termasuk di kawasan zona inti Gunung Padang. Bagi mereka ini solusi terbaik karena pemahaman yang kurang mengenai pengelolaan sampah.
“Pembakaran sampah dalam jumlah besar sangat mengkawatirkan karena bisa membahayakan warga, khususnya saat membakar plastik dan styrofoam," katanya. Pembakaran yang tidak terkontrol juga akan memicu kebakaran kawasan di sekitarnya. | Hadi Suprapto, Permadi, Vivinews.com