HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Diguncang Gempa, Iran Tolak Tawaran Bantuan AS

Korban jiwa akibat gempa Iran pada pekan lalu bertambah menjadi 306 jiwa. Kini pemerintah masih memberi upaya pertolongan pada 3.037 warga y...

Korban jiwa akibat gempa Iran pada pekan lalu bertambah menjadi 306 jiwa. Kini pemerintah masih memberi upaya pertolongan pada 3.037 warga yang terluka. Sebanyak 2.011 warga diberi pertolongan pertama di tempat kejadian dan sisanya dibawa ke rumah sakit. Pemerintah Iran menolak tawaran bantuan dari negara asing, termasuk Amerika Serikat (AS).

Selain AS, Iran juga menolak tawaran bantuan korban gempa dari Jerman, Taiwan, Singapura dan Rusia. Pemerintah berwenang menyatakan yakin bisa mengatasi bencana itu secara swadaya. "Kami memang menerima tawaran bantuan dari beberapa negara tapi karena kami memiliki orang-orang dan sumber daya yang cukup, kami tidak membutuhkan bantuan asing. Kami berterima kasih atas penawaran mereka," kata Ketua Palang Merah Iran, Abdolhossein Faghih.

Namun, televisi pemerintah juga melaporkan di situsnya bahwa salah satu pengiriman bantuan dari Turki telah memasuki Iran. Sebanyak 34 pekerja bantuan bersama kargo, yang terdiri dari dua truk memasok 20 ton bahan makanan, tenda dan pemanas. Presiden AS Barack Obama memang telah menawarkan bantuan untuk korban bencana Iran, meskipun kampanye sanksi ekonomi terhadap Iran belum dicabut.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland tawaran bantuan AS tetap berlaku meskipun pemerintah Iran telah menyatakan bahwa tidak perlu bantuan asing. "Kami ikut berduka buat mereka yang terkena dampak. Warga Amerika berharap dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Iran saat ini dengan menyumbangkan makanan dan obat-obatan tanpa perlu izin peraturan atas transaksi dengan Iran," kata Nuland.

Dewan Amerika Iran Nasional, kelompok advokasi bagi masyarakat Iran yang berbasis di AS, telah meminta pemerintahan Obama untuk memastikan bahwa upaya bantuan kemanusiaan tidak terhalang karena perselisihan antara AS dan pemerintah Iran. Dikatakan bahwa administrasi Presiden George W Bush pada tahun 2003 telah mengeluarkan lisensi umum yang memungkinkan organisasi-organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada Iran setelah gempa bumi Bam yang menewaskan sekitar 31.000 jiwa . Dewan Amerika Iran Nasional menyatakan sanksi AS sering kurang dipahami dengan baik, oleh bank, pegawai toko dan bahkan kantor Pos AS. Kadang-kadang mereka yakin sama sekali tidak boleh menangani urusan apapun dengan Iran.

Sementara itu, kantor berita Fars menngutip Kepala Layanan Darurat Iran, Gholamreza Masoumi yang memperingatkan akan kemungkinan merebaknya penyakit menular bersama korban gelandangan yang meringkuk di kondisi tidak sehat, kekurangan air, dan toilet portabel. "Isu penting lainnya adalah sejumlah besar bangkai hewan tersebar di daerah bencana dan mencemari sumber air," katanya.

Lembaga Bulan Sabit Merah juga telah memberikan bantuan bagi lebih dari 16.000 orang yang kehilangan tempat tinggal, mendistribusikan ribuan tenda dan selimut, dan makanan dan air. Menurut Wakil Presiden Pertama Mohammad Reza Rahimi, pemerintah Iran telah mengucurkan dana untuk pembangunan kembali rumah di wilayah pegunungan sebelum datangnya musim dingin dalam empat bulan.

Dana bantuan pemerintah yang telah disetujui hampir mencapai US$ 2.000 per keluarga. Dana bantuan itu dikucurkan bersama dengan pinjaman berbunga rendah hingga US$ 6.000.  Pada Senin (13/8), Pemerintah Iran terus menuai kecaman atas responnya terhadap dua gempa bumi yang menewaskan 306 orang. Mulai dari keluhan kurangnya tenda dan tentang keputusan Presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk melanjutkan perjalanan ke luar negeri.

Dia berkunjung ke Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas krisis di Suriah. Kritik keras juga dilontarkan atas keputusan pejabat berwenang yang mengumumkan penghentian pencarian dan penyelamatan kurang dari 24 jam setelah bencana terjadi. Pemerintah terlalu yakin bahwa pencarian dan penyelamatan telah selesai dan semua korban telah dibebaskan dari reruntuhan. Banyak penduduk setempat menyatakan tidak percaya bahwa pemerintah bisa mencapai desa paling terpencil dalam waktu begitu cepat. [AFP/Reuters/ U-5]