Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa di negara seperti Indonesia yang mayoritas beragama Islam, ibadah tersebut tampaknya rela...
Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa di negara seperti Indonesia yang mayoritas beragama Islam, ibadah tersebut tampaknya relatif mudah dilakukan. Namun bagaimana seandainya seorang muslim harus berpuasa di negeri non-muslim?
Perbedaan keyakinan tentu membuat mereka yang berpuasa di negeri non-muslim harus ekstra sabar. Pasalnya banyak restoran dan toko makanan yang tetap buka di siang hari. Pemandangan seperti manusia lain yang menikmati hidangan pun akan banyak ditemukan. Oleh sebab itu rasa sabar yang berlipat ganda sebaiknya dipupuk dari awal.
Bayangkan jika Anda harus bangun sebelum subuh untuk menikmati sahur. Di saat yang sama, tetangga-tetangga masih terlelap dalam tidur mereka. Setelah itu Anda harus menunaikan ibadah salat Subuh. Jika di Indonesia banyak ditemukan masjid terdekat untuk bisa mengikuti salat berjama'ah, di negeri non-muslim hal itu mungkin tidak bisa dilakukan.
Ujian sebenarnya pun berlanjut saat Anda mengawali aktivitas setelah matahari terbit. Pekerjaan sudah menumpuk untuk diselesaikan. Ketika orang-orang di sekitar Anda bisa mengisi energi dengan makan saat merasa kelelahan, Anda tidak bisa melakukan itu.
Setelah bekerja, Anda harus pulang. Menyiapkan hidangan buka puasa yang biasanya dilanjutkan dengan salat tarawih. Segala hal yang berbau kesenangan, pesta, film, ajakan main oleh teman, harus bisa ditahan untuk ditolak.
Belum lagi apabila puasa di negeri non-muslim tersebut dilakukan ketika musim kemarau. Di negara-negara belahan utara dan selatan, musim kemarau membuat matahari bersinar lebih lama, bisa sampai 18 jam lamanya. Bisa dibayangkan Anda harus menahan lapar selama itu ketika berpuasa di negeri non-muslim yang mengalami musim kemarau.
Seperti yang dilansir dari Islam Online (07/07), memperhatikan aktivitas berpuasa di negeri non-muslim sepertinya sangat berat dan tidak mungkin dilakukan. Namun melipatgandakan rasa sabar adalah kunci utama untuk bisa tetap menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. | Rizqi Adnamazida,Merdeka.com