Ketua Komisi C DPRK Aceh Tamiang, H Saiful Saofyan SE, menilai kinerja Pemkab Aceh Tamiang sangat lemah. Karena sudah enam bulan daya s...
Ketua Komisi C DPRK Aceh Tamiang, H Saiful Saofyan SE,
menilai kinerja Pemkab Aceh Tamiang sangat lemah. Karena sudah enam bulan daya
serap anggaran pembangunan masih rendah, kondisi ini dikhawatirkan berdampak terhadap
buruknya kualitas proyek yang dikerjakan.
Didampingi Sekretaris Komisi C, Drs Hamdani, H Saiful mengatakan, rendahnya daya serap anggaran di masing-masing dinas disebabkan rendahnya sumber daya manusia terutama tentang kemapuan teknis di bidang masing-masing. “Sampai saat ini pekerjaan yang dilelang belum di kerjakan, bahkan ada dinas yang sama sekali belum melelang pekerjaan proyek pembangunan,”ujarnya
Sementara waktu terus berjalan namun tidak menguntungkan untuk pelaksanaan proyek sebab Aceh Tamiang salah satu daerah yang rawan banjir. “Daerah ini rawan banjir seharusnya pelaksanaan proyek fisik harus selesai sebelum memasuki musim penghujan,”tambah Mansyur.
Disisi lain perubahan APBK Aceh Tamiang juga diambang pintu, sampai saat ini realisasi fisik dilapangan masih nol persen, seperti di Dinas PU, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, RSUD Tamiang. “Hanya Dinas Pertanian yang sudah berjalan pelaksanaan proyek fisiknya,”ujarnya.
Anggaran belanja APBD tahun 2012 sebesar Rp 599.753.002.012 baru terealisasi Rp 191.551.954.068 setara 31,94 persen. Dengan rincian belanja tidak langsung yang dianggarakan Rp 341.870.534,277 terealisasi Rp 153.768.173.093 atau 45 persen.
Sedangkan belanja langsung yang dianggarkan Rp 257.882.467.735 terealisasi baru Rp 37.783.780.975 atau setara 14,65 persen. “Dari jumlah tersebut sebagian besar daya serapnya untuk membayar gaji dan honor pegawai,” ujarnya. | Serambinews
Didampingi Sekretaris Komisi C, Drs Hamdani, H Saiful mengatakan, rendahnya daya serap anggaran di masing-masing dinas disebabkan rendahnya sumber daya manusia terutama tentang kemapuan teknis di bidang masing-masing. “Sampai saat ini pekerjaan yang dilelang belum di kerjakan, bahkan ada dinas yang sama sekali belum melelang pekerjaan proyek pembangunan,”ujarnya
Sementara waktu terus berjalan namun tidak menguntungkan untuk pelaksanaan proyek sebab Aceh Tamiang salah satu daerah yang rawan banjir. “Daerah ini rawan banjir seharusnya pelaksanaan proyek fisik harus selesai sebelum memasuki musim penghujan,”tambah Mansyur.
Disisi lain perubahan APBK Aceh Tamiang juga diambang pintu, sampai saat ini realisasi fisik dilapangan masih nol persen, seperti di Dinas PU, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, RSUD Tamiang. “Hanya Dinas Pertanian yang sudah berjalan pelaksanaan proyek fisiknya,”ujarnya.
Anggaran belanja APBD tahun 2012 sebesar Rp 599.753.002.012 baru terealisasi Rp 191.551.954.068 setara 31,94 persen. Dengan rincian belanja tidak langsung yang dianggarakan Rp 341.870.534,277 terealisasi Rp 153.768.173.093 atau 45 persen.
Sedangkan belanja langsung yang dianggarkan Rp 257.882.467.735 terealisasi baru Rp 37.783.780.975 atau setara 14,65 persen. “Dari jumlah tersebut sebagian besar daya serapnya untuk membayar gaji dan honor pegawai,” ujarnya. | Serambinews