Puteh Teungoh yang akrab disapa Nek Lateh (75), warga Desa Juli Cot Mesjid, Kecamatan Juli, Bireuen, ditemukan tewas tergantung dengan tali ...
Puteh Teungoh yang akrab disapa Nek Lateh (75), warga Desa Juli Cot Mesjid, Kecamatan Juli, Bireuen, ditemukan tewas tergantung dengan tali rambat di pohon bambu kawasan semak-semak Desa Blang Tingkuem, Kecamatan Kota Juang, Bireun, Jumat (1/6) sekira pukul 09.30 WIB.
Keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber di lokasi kejadian, kemarin menyebutkan, pagi harinya sejumlah warga Uruek Anoe, Juli, sempat melihat Nek Lateh mondar-mandir di kawasan warung kopi desa setempat. Bahkan ada beberapa warga yang mengenal korban mengajak Nek Lateh minum kopi. Tetapi ia tidak singgah di warung kopi dan berjalan ke arah pabrik batu bata.
Azhar (27), warga Desa Uruek Anoe, juga sempat melihat Nek Lateh melintas di kawasan pabrik batu tempat ia bekerja yang juga tidak jauh dari lokasi korban ditemukan. “Sekira pukul 07.00 WIB pagi tadi (kemarin-red) saya melihat Nek Lateh melintas di depan pabrik batu bata, namun saat itu saya tidak ada curiga apa-apa, tak lama kemudian dapat kabar Nek Lateh ditemukan tergantung di pohon bambu,” katanya.
Informasi lainnya, pertama kali yang melihat Nek Lateh tergantung di pohon bambu adalah Fakri (18), warga Blang Tingkuem. Saat itu Fakri baru saja tiba di pabrik batu bata tempat ia bekerja yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi ditemukan Nek Lateh.
Namun sebelum bekerja membuat batu bata, Fakri menuju kawasan semak-semak di sekitar rumpun bambu untuk buang hajat. Awalnya ia tidak melihat ada mayat tergantung. Namun saat hendak keluar dari semak-semak itu ia terkejut melihat ada seorang lelaki tua memakai baju kaus hijau, celana pendek coklat selutut, dan pakai peci tergantung di pohon bambu. Akhirnya diketahui jasad itu adalah Nek Lateh. “Saya sangat terkejut saat melihat ada mayat tergantung, karena kawasan semak-semak itu jarang ada orang, lalu saya memberitahukannya kepada warga sekitar,” ujar Fakri di lokasi kejadian.
Tak lama kemudian warga sekitar berduyun-duyun melihat mayat yang tergantng itu. Lalu memberitahukan kepada anggota Kepolisian sektor (Polsek) Kota Juang. Kapolsek Kota Juang, Iptu Syamsul SH bersama anggotanya dibantu tim identifikasi dari Kepolisian resort (Polres) Bireuen tiba di lokasi. Setelah melakukan identifikasi, jasad korban selanjutnya dievakuasi ke ruang mayat RSUD dr Fauziah untuk divisum.
Keterangan medis rumah sakit setempat, dr HM Baldatun SK yang memeriksa korban mengatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya saja di leher korban ditemukan bekas jeratan tali, dan tubuh korban pucat pasi. Selanjutnya jenazah korban dibawa pulang ke rumah keluarganya. “Dari hasil visum dokter tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, korban diduga gantung diri dengan tali rambat, di leher korban terdapat bekas jeratan tali rambat, dan tidak ditemukan benda-benda yang mencurigakan di sekitar kejadian, kami hanya menemukan uang Rp 175.000 dalam kantong celana korban dan sudah kami kembalikan kepada keluarganya,” terang Kapolsek Kota Juang.
Keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber di lokasi kejadian, kemarin menyebutkan, pagi harinya sejumlah warga Uruek Anoe, Juli, sempat melihat Nek Lateh mondar-mandir di kawasan warung kopi desa setempat. Bahkan ada beberapa warga yang mengenal korban mengajak Nek Lateh minum kopi. Tetapi ia tidak singgah di warung kopi dan berjalan ke arah pabrik batu bata.
Azhar (27), warga Desa Uruek Anoe, juga sempat melihat Nek Lateh melintas di kawasan pabrik batu tempat ia bekerja yang juga tidak jauh dari lokasi korban ditemukan. “Sekira pukul 07.00 WIB pagi tadi (kemarin-red) saya melihat Nek Lateh melintas di depan pabrik batu bata, namun saat itu saya tidak ada curiga apa-apa, tak lama kemudian dapat kabar Nek Lateh ditemukan tergantung di pohon bambu,” katanya.
Informasi lainnya, pertama kali yang melihat Nek Lateh tergantung di pohon bambu adalah Fakri (18), warga Blang Tingkuem. Saat itu Fakri baru saja tiba di pabrik batu bata tempat ia bekerja yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi ditemukan Nek Lateh.
Namun sebelum bekerja membuat batu bata, Fakri menuju kawasan semak-semak di sekitar rumpun bambu untuk buang hajat. Awalnya ia tidak melihat ada mayat tergantung. Namun saat hendak keluar dari semak-semak itu ia terkejut melihat ada seorang lelaki tua memakai baju kaus hijau, celana pendek coklat selutut, dan pakai peci tergantung di pohon bambu. Akhirnya diketahui jasad itu adalah Nek Lateh. “Saya sangat terkejut saat melihat ada mayat tergantung, karena kawasan semak-semak itu jarang ada orang, lalu saya memberitahukannya kepada warga sekitar,” ujar Fakri di lokasi kejadian.
Tak lama kemudian warga sekitar berduyun-duyun melihat mayat yang tergantng itu. Lalu memberitahukan kepada anggota Kepolisian sektor (Polsek) Kota Juang. Kapolsek Kota Juang, Iptu Syamsul SH bersama anggotanya dibantu tim identifikasi dari Kepolisian resort (Polres) Bireuen tiba di lokasi. Setelah melakukan identifikasi, jasad korban selanjutnya dievakuasi ke ruang mayat RSUD dr Fauziah untuk divisum.
Keterangan medis rumah sakit setempat, dr HM Baldatun SK yang memeriksa korban mengatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya saja di leher korban ditemukan bekas jeratan tali, dan tubuh korban pucat pasi. Selanjutnya jenazah korban dibawa pulang ke rumah keluarganya. “Dari hasil visum dokter tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, korban diduga gantung diri dengan tali rambat, di leher korban terdapat bekas jeratan tali rambat, dan tidak ditemukan benda-benda yang mencurigakan di sekitar kejadian, kami hanya menemukan uang Rp 175.000 dalam kantong celana korban dan sudah kami kembalikan kepada keluarganya,” terang Kapolsek Kota Juang.
Sementara itu, menurut keterangan beberapa anggota keluarga korban, Nek Lateh selama ini sering sakit-sakitan di rumah dan jarang keluar rumah. Lebih dari itu, Nek Lateh mulai diserang gejala pikun, hingga kadang tak menyadari apa yang ia lakukan. “Ayah kami tidak pernah mengeluh dan setahu kami tidak ada masalah apa-apa di luar rumah, hanya saja usianya yang sudah lanjut, sehingga sering sakit-sakitan. Bahkan pagi tadi (kemarin-red) saat ayah kami keluarga rumah anggota keluarga saya sempat mencarinya dan akhirnya kami mendapat kabar ayah sudah tiada,” ujar Bukhari, salah seorang anak korban saat ditemui kemarin.| Serambinews.com