Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merasa terhormat karena namanya masuk wacana calon presiden dari beberapa kader Partai Demokrat. “...
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merasa terhormat karena namanya masuk wacana calon presiden dari beberapa kader Partai Demokrat.
“Meski belum resmi menyatakan kesiapan untuk maju pada pilpres mendatang, pada kenyataannya dari beberapa survey, popularitas JK sangat bagus, bahkan berulang kali mengalahkan hasil hasil survey terhadap Ical. Pak JK merasa sebuah penghormatan masuk wacana capres Demokrat,” kata Husain Abdullah, juru bicara JK, kepada Tribunnews.com, Kamis (3/5/2012).
"Suatu kehormatan bagi Pak JK karena masuk bursa capres dari partai besar selain Golkar," tambah Husain Abdullah.
Husain menanggapi wacana yang berkembang di kalangan kader Demokrat seperti Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Umar Arsal yang menyebut JK sebagai salah satu calon presiden dari partai berlambang Mercy tersebut.
“Jika melihat trendnya sejak Rabu lalu, Max Sopacua pertama kali yang melontarkan wacana mencapreskan JK. Lalu disusul oleh pernyataan Ahmad Mubarok yang mengisyaratkan calon luar mungkin untuk dicapreskan oleh Partai Demokrat setelah melalui proses yang mereka persyaratkan. Mereka ini dapat dikategorikan kelompok rasional terbuka dalam tubuh partai tersebut,” ujar Husain.
“Kelompok rasional mengedepankan kualitas dan popularitas figur ketimbang fanatik dengan kader internal,” Husain menambahkan.
Husain menjelaskan, popularitas JK terus naik. Dapat dipahami, katanya, bila kemudian banyak pihak kembali melirik mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut.
“Banyak pihak melirik JK karena melihat kemungkinan calon-calon yang akan tampil yang kurang direspon oleh ‘pasar’,” ujarnya.
Golkar seperti menutup pintu untuk JK. Pohon Beringin ingin mempercepat Rapimnas Khusus untuk menetapkan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai satu-satunya capres dari Golkar.
Karena popularitasnya terus naik, kata Husain, peluang JK menjadi capres tidak tertutup walaupun Golkar menutup pintu.
Soalnya, pada saat yang sama, beberapa partai politik lain sedang mengalami proses demokratisasi di lingkungan internalnya. Hal itu memungkinkan partai tersebut merekrut capres dari luar partai.
Khusus Partai Demokrat, kata Husain, peluangnya menjadi terbuka karena JK terus membangun komunikasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
“JK telah menunjukkan keteladanan kepada kita semua, bahwa sekalipun tidak berpaket lagi dengan SBY namun sejauh ini JK dan SBY tetap menjaga hubungan baiknya.” tutur Husain.
“Bahkan beberapa kali JK-SBY saling bertemu dan bertukar pikiran mencari solusi bangsa. Hal yang tidak terjadi pada pemimpin pemimpin Indonesia sebelumnya,” tambahnya.(tribunews.com)