Harga cengkeh di tingkat petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, terus menurun dalam sebulan terakhir. Hasil panen juga menurun karena petani...
Harga cengkeh di tingkat petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, terus menurun dalam sebulan terakhir. Hasil panen juga menurun karena petani tidak memupuk pohon cengkeh.
Menurut para petani, harga cengkeh saat ini hanya Rp 88.000 per kg. Sebulan lalu, harganya masih Rp 100.000 per kg sampai Rp 105.000 per kg.
"Harga turun perlahan-lahan. Sekarang ini harganya paling murah dalam dua tahun terakhir," kata Nur Aini (36), tengkulak cengkeh di Desa Labuah, Kecamatan Simeulue Timur.
M Ali (61), petani cengkeh di Desa Lanting mengatakan, para petani tidak pernah tahu penyebab naik-turunnya harga cengkeh. Saat ini belum memasuki panen raya cengkeh, tetapi harganya sangat rendah. Dia menengarai, ada permainan harga oleh para tengkulak dan pabrik pembeli cengkeh.
Rendahnya harga cengkeh ini, merisaukan petani. Sebab, penghasilan mereka praktis menurun. Apalagi hasil penen juga menurun.
Sulaiman (41), petani di Desa Busung, mengatakan, dulu satu pohon cengkeh mampu menghasilkan 25 bambu atau setara dengan 10 kilogram. "Sekarang hasilnya maksimal 5 bambu. Itu pun sudah bagus. Kadang hanya tiga bambu hasilnya," kata Sulaiman yang memiliki 50 batang pohon cengkeh ini.
Sekali panen dia hanya memperoleh tak lebih dari 100 kg cengkeh . Hasil ini masih harus dibagi dua dengan pemetik. Dikurangi biaya angkut, Sulaiman hanya memperoleh hasil tak lebih dari Rp 4,5 juta. Panen mereka lakukan tiga bulan sekali.
Menurunnya hasil cengkeh itu, menurut Arnin Jaya (48), petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat, karena petani tidak mampu memupuk pohon cengkeh. Petani hanya mengandalkan tadah hujan dan kemurahan tanah.
Petani enggan memupuk pohon cengkeh karena biayanya mahal. Biaya pemupukan bisa mencapai Rp 2 juta untuk 50 pohon dalam setengah tahun.
Cengkeh merupakan salah satu komoditas andalan di Simeulue. Komoditas lainnya yang juga menonjol adaalah kelapa dan pinang.| (kompas.com)