Bus Pelangi jurusan Medan-Banda Aceh, Sabtu (14/4) dinihari menerjang kawasan pertokoan di kawasan Simpang Empat Meurandeh Alue-Bandardua, P...
Bus Pelangi jurusan Medan-Banda Aceh, Sabtu (14/4) dinihari menerjang kawasan pertokoan di kawasan Simpang Empat Meurandeh Alue-Bandardua, Pidie Jaya. Akibatnya, seorang penumpang tewas di tempat, serta belasan lainnya mengalami luka berat/ringan. Kasus laka lantas itu telah ditangani pihak kepolisian setempat.
Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, kemarin menyebutkan, peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 04.15 WIB. Tidak ada saksi mata yang dapat menceritakan bagaimana kronologis sebenarnya sehingga bus itu masuk ke toko yang berada persis di pinggiran jalan raya. Beberapa warga sekitar hanya mengaku sempat mendengar suara dentuman keras lalu diiringi jerit histeris dan isak tangis di keheningan dinihari.
Seperti penuturan H Asnawi (50), warga Meurandeh Alue yang juga pemilik kedua toko yang rata “digreder” bus Pelangi. Pak Haji ini mengaku sangat terkejut saat peristiwa itu terjadi. Semula ia menyangka gempa dahsyat yang kembali menggoyang rumahnya yang hanya terpaut beberapa meter dari jalan negara. Belakangan terdengar suara isak tangis. Merasa curiga ada musibah, lalu seisi rumah pun bangun untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi.
Alangkah terkejutnya Asnawi dan istrinya, ketika melihat bus nyelonong ke halaman rumahnya setelah menghantam dua pertokoan yang juga miliknya. Dilaporkan juga, Nurdin salah seorang warga setempat yang tidur di toko tersebut luput dari maut. Pasca kejadian, warga sekitar berhamburan ke TKP. Tampak sebagian badan Bus Pelangi ber-nomor polisi BL 7729 A mengalami kerusakan berat terutama bagian depan dan tengah.
Kasat Lantas Pidie yang juga membawahi Pijay, AKP M Dahlan SH yang dikonfirmasi melalui ponselnya, membenarkan kejadian tersebut. Katanya, musibah di jalan raya memang kerap terjadi menjelang dinihari. Hal itu dimungkinkan, selain karena kondisi badan sang supir yang kelelahan, kurang tidur sehingga ngantuk. “Sedikit saja mata terpejam, maut mengintainya,” sebut. Dahlan, sembari menambahkan, pihaknya sering mengingatkan supir agar selalu waspada.
Data yang diperoleh dari UGD Puskesmas Bandardua merincikan, selain seorang penumpang tewas di tempat, Ny Livana Lie (50) WNI keturunan, asal Jakarta, 11 orang lainnya luka berat dan ringan. Syukri (35) supir bus yang nahas penduduk Garot Kecamatan Indrajaya, Pidie mengalami luka berat dan kakinya patah dirujuk ke Sigli. Sementara korban yang meninggal dibawa pulang ke Medan.
Ke 10 penumpang lainnya yang mengalami luka-luka akibat tabrakan maut itu adalah, Ghifari Wiranda (23), penduduk Jalan Sakti Banda Aceh, Erlina (45), warga Blang Cut Banda Aceh, Nursyiah (60) Luengbata Banda Aceh. Disusul Syaribuddin (60), warga Meurandeh Alue, Isyanuddin (25) warga Simpang Mamplam, Jeri (7) asal Medan, Ruzi (39) warga Banda Aceh/Jakarta, Ani (55) warga Banda Aceh/Medan dan Aiyu Amala berusia 18 tahun, penduduk Ajun Banda Aceh.
Kepala Pos Satlantas Meurahdua, Bripka Muliadi SH, yang ditanya secara terpisah juga mngakui terjadi musibah di kawasan Simpang Empat Meurandeh Alue Bandardua, Sabtu dinihari kemarin. Hasil penelusuran yang dilakukan pihak kepolisian disertai pengakuan beberapa penumpang, kata Muliadi, sebelum musibah itu terjadi, bus tersebut lari dalam kecepatan tinggi kemudian salah satu ban bagian depan pecah. Akibatnya, badan bus oleng dan melaju ke kanan menghantam toko. | (prohaba)
Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, kemarin menyebutkan, peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 04.15 WIB. Tidak ada saksi mata yang dapat menceritakan bagaimana kronologis sebenarnya sehingga bus itu masuk ke toko yang berada persis di pinggiran jalan raya. Beberapa warga sekitar hanya mengaku sempat mendengar suara dentuman keras lalu diiringi jerit histeris dan isak tangis di keheningan dinihari.
Seperti penuturan H Asnawi (50), warga Meurandeh Alue yang juga pemilik kedua toko yang rata “digreder” bus Pelangi. Pak Haji ini mengaku sangat terkejut saat peristiwa itu terjadi. Semula ia menyangka gempa dahsyat yang kembali menggoyang rumahnya yang hanya terpaut beberapa meter dari jalan negara. Belakangan terdengar suara isak tangis. Merasa curiga ada musibah, lalu seisi rumah pun bangun untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi.
Alangkah terkejutnya Asnawi dan istrinya, ketika melihat bus nyelonong ke halaman rumahnya setelah menghantam dua pertokoan yang juga miliknya. Dilaporkan juga, Nurdin salah seorang warga setempat yang tidur di toko tersebut luput dari maut. Pasca kejadian, warga sekitar berhamburan ke TKP. Tampak sebagian badan Bus Pelangi ber-nomor polisi BL 7729 A mengalami kerusakan berat terutama bagian depan dan tengah.
Kasat Lantas Pidie yang juga membawahi Pijay, AKP M Dahlan SH yang dikonfirmasi melalui ponselnya, membenarkan kejadian tersebut. Katanya, musibah di jalan raya memang kerap terjadi menjelang dinihari. Hal itu dimungkinkan, selain karena kondisi badan sang supir yang kelelahan, kurang tidur sehingga ngantuk. “Sedikit saja mata terpejam, maut mengintainya,” sebut. Dahlan, sembari menambahkan, pihaknya sering mengingatkan supir agar selalu waspada.
Data yang diperoleh dari UGD Puskesmas Bandardua merincikan, selain seorang penumpang tewas di tempat, Ny Livana Lie (50) WNI keturunan, asal Jakarta, 11 orang lainnya luka berat dan ringan. Syukri (35) supir bus yang nahas penduduk Garot Kecamatan Indrajaya, Pidie mengalami luka berat dan kakinya patah dirujuk ke Sigli. Sementara korban yang meninggal dibawa pulang ke Medan.
Ke 10 penumpang lainnya yang mengalami luka-luka akibat tabrakan maut itu adalah, Ghifari Wiranda (23), penduduk Jalan Sakti Banda Aceh, Erlina (45), warga Blang Cut Banda Aceh, Nursyiah (60) Luengbata Banda Aceh. Disusul Syaribuddin (60), warga Meurandeh Alue, Isyanuddin (25) warga Simpang Mamplam, Jeri (7) asal Medan, Ruzi (39) warga Banda Aceh/Jakarta, Ani (55) warga Banda Aceh/Medan dan Aiyu Amala berusia 18 tahun, penduduk Ajun Banda Aceh.
Kepala Pos Satlantas Meurahdua, Bripka Muliadi SH, yang ditanya secara terpisah juga mngakui terjadi musibah di kawasan Simpang Empat Meurandeh Alue Bandardua, Sabtu dinihari kemarin. Hasil penelusuran yang dilakukan pihak kepolisian disertai pengakuan beberapa penumpang, kata Muliadi, sebelum musibah itu terjadi, bus tersebut lari dalam kecepatan tinggi kemudian salah satu ban bagian depan pecah. Akibatnya, badan bus oleng dan melaju ke kanan menghantam toko. | (prohaba)