Desa Tenggulun memiliki penduduk terbanyak di Kabupaten Aceh Tamiang. Akibatnya SMP Negeri 6 Kejuruan Muda yang merupakan satu satunya Sekol...
Desa Tenggulun memiliki penduduk terbanyak di Kabupaten Aceh Tamiang. Akibatnya SMP Negeri 6 Kejuruan Muda yang merupakan satu satunya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang ada di Desa tersebut tidak mampu lagi menampung siswa.
Desa terluas di Aceh Tamiang yang memiliki 7 Dusun dan berpenduduk 2000 KK/10.000 jiwa tersebut berharap agara Pemerintah segera memberikan tambahan 1 SMP lagi di daerah itu.
Permintaan itu diungkapkan Datok Panghulu Kampung setempat, Abdullah Sani kepada anggota DPR Aceh, Drs H.Jamaluddin T.Meuku saat melakukan kunjungan silaturrami kepada warga Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Minggu (4/3) kemarin.
“Desa kami memiliki 6 unit gedung SD yang terdiri SD Negeri, SD Swasta dan SD Filial. Sehingga bila musim penerimaan siswa baru, SMP yang merupakan satu satunya SLTP di sini tidak sanggup lagi menampung siswa”, terang Abdullah Sani.
Menurut Pak Dul (sapaan akrab Abdullah Sani) dampak dari keterbatasan penerimaan siswa SMP tersebut, setiap tahunnya banyak anak usia wajib belajar 9 tahun tidak lagi melanjutkan pendidikannya.
Desa terluas di Aceh Tamiang yang memiliki 7 Dusun dan berpenduduk 2000 KK/10.000 jiwa tersebut berharap agara Pemerintah segera memberikan tambahan 1 SMP lagi di daerah itu.
Permintaan itu diungkapkan Datok Panghulu Kampung setempat, Abdullah Sani kepada anggota DPR Aceh, Drs H.Jamaluddin T.Meuku saat melakukan kunjungan silaturrami kepada warga Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Minggu (4/3) kemarin.
“Desa kami memiliki 6 unit gedung SD yang terdiri SD Negeri, SD Swasta dan SD Filial. Sehingga bila musim penerimaan siswa baru, SMP yang merupakan satu satunya SLTP di sini tidak sanggup lagi menampung siswa”, terang Abdullah Sani.
Menurut Pak Dul (sapaan akrab Abdullah Sani) dampak dari keterbatasan penerimaan siswa SMP tersebut, setiap tahunnya banyak anak usia wajib belajar 9 tahun tidak lagi melanjutkan pendidikannya.
Sedangkan untuk melanjutkan sekolah ke Simpang Kiri yang merupakan Ibu Kota Kecamatan, jarak tempuhnya sangat jauh. Sementara jarak tempuh antara Desa Tenggulun dan Desa Selamat yang ada gedung SMP nya juga terhitung sangat jauh.
Sebagai anak bangsa yang memiliki hak mengecap ilmu pendidikan, sangat tidak pantas jika masa depan penduduk Desa Tenggulun akan kembali seperti manusia purba yang tidak tahu baca tulis.
“Untuk menghindari anak putus sekolah yang setiap tahunnya terjadi peningkatan, kami mohon agar di Kampung Tenggulun dibangun 1 SMP lagi. Jika hal ini tidak segera diatasi oleh Pemerinta, maka anak anak tetap akan selalu dibayang bayangi kebodohan dan keterbelakangan ilmu”, ujar Pak Dul (Sumber : Soeparmin).