Sejumlah ruas jalan di Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, kini rusak parah. Bahkan pada beberapa sisi jalan utama menuju kecamatan itu tel...
Sejumlah ruas jalan di Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, kini rusak parah. Bahkan pada beberapa sisi jalan utama menuju kecamatan itu telah berlobang, sehingga sulit dilewati masyarakat.
Camat Seruway, Drs Asra mengatakan, jalan yang rusak parah, jalan yang menuju Desa Pusong Kapal sejauah 10 kilometer kondisinya berlobang . Pada saat musim hujan jalan yang berlobang tergenang air, berlumpur bahkan kenderaan roda empat tidak bisa lewat.
Karena jalan rusak, para pelajar dari Desa Pusong Kapal, Gelong, Kampong Baru yang sekolah di peukan Seruway, ibukota kecamatan, terpaksa melewati jalan kebun milik PT Parasawita. Kondisi ini sangat rawan bagi anak perempuan karena jalan yang dilintas sepi dari rumah penduduk dan jaraknya juga lebih jauh.
Begitu juga dengan jalan di Peukan Seruway sepanjang 2 kilometer kondisinya juga rusak parah. Sudah berulanag kali diusulkan untuk dibangun, namun tidak pernah disetujui dewan. Untuk memperbaiki jalan tersebut, camat berinisiatif melakukan kutipan dana dari warga untuk membeli BBM alat berat yang dipinjamkan pada perusahaan perkebunan, digunakan untuk meratakan jalan.
Camat Seruway, Drs Asra mengatakan, jalan yang rusak parah, jalan yang menuju Desa Pusong Kapal sejauah 10 kilometer kondisinya berlobang . Pada saat musim hujan jalan yang berlobang tergenang air, berlumpur bahkan kenderaan roda empat tidak bisa lewat.
Karena jalan rusak, para pelajar dari Desa Pusong Kapal, Gelong, Kampong Baru yang sekolah di peukan Seruway, ibukota kecamatan, terpaksa melewati jalan kebun milik PT Parasawita. Kondisi ini sangat rawan bagi anak perempuan karena jalan yang dilintas sepi dari rumah penduduk dan jaraknya juga lebih jauh.
Begitu juga dengan jalan di Peukan Seruway sepanjang 2 kilometer kondisinya juga rusak parah. Sudah berulanag kali diusulkan untuk dibangun, namun tidak pernah disetujui dewan. Untuk memperbaiki jalan tersebut, camat berinisiatif melakukan kutipan dana dari warga untuk membeli BBM alat berat yang dipinjamkan pada perusahaan perkebunan, digunakan untuk meratakan jalan.
Sumber : M. Nasir | Serambi Indonesia
Foto : Ilustrasi | Google
