Dana bos untuk tenaga guru honor di SMPN 1 Manyak Payed, Aceh Tamiang, diduga dipotong karena tidak s...
Dana bos untuk tenaga guru honor di SMPN 1 Manyak Payed, Aceh Tamiang, diduga dipotong karena tidak sesuai antara yang tertera di daftar pembayaran dengan uang yang diterima. Kadis Pendidikan Aceh Tamiang, Izwardi membenarkan pihaknya menerima informasi pembayaran honorium yang tidak sesuai dengan daftar penerimaan yang di tandatangani guru honor. Guru honor juga mengaku tidak pernah menandatangani daftar pembayaran honorium guru dan pegawai tenaga honor. “Ada dua daftar pembayaran, satu ditandatangani satunya lagi daftar menerima uang yang tidak ditandatangani, namun pihaknya belum mengetahui mana yang benar,”ujarnya.
Daftar yang ditandatangani para guru honor disebut-sebut tanda tangannya dipalsukan, dan tercantum angka uang honorium yang diterima yang bervariasi, Rp 60.000, Rp 100.000, namuan yang diteriama hanya Rp 40.000. Ada juga tercantum Rp 160.000 yang diterima hanya Rp 100.000, tercantum Rp 275.000, namun yang diterima Rp 200.000.
Seharusnya, sebut Izwardi uang yang dibagikan sesuai dengan yang ditanda tangani. “Kita khawatir jumlah tenaga honor dan bakti di sekolah tersebut banyak, sehingga untuk membayar honorium mereka terbentur aturan, bisa saja pemotongan itu digunakan untuk membayar tenaga honor yang tidak tercantum namanya di daftar,”ujar Kadisdik Aceh Tamiang itu. Disebutkannya, jumlah selisih dana itu Rp 1 juta.
Kendati demikian, atas laporan tersebut pihaknya telah menugaskan pengawas untuk melakukan pemeriksaan guna mengetahui dimana letak kesalahannya atau perbedaanya, karena hanya 20 persen dana BOS untuk pembayaran honorium.
Daftar yang ditandatangani para guru honor disebut-sebut tanda tangannya dipalsukan, dan tercantum angka uang honorium yang diterima yang bervariasi, Rp 60.000, Rp 100.000, namuan yang diteriama hanya Rp 40.000. Ada juga tercantum Rp 160.000 yang diterima hanya Rp 100.000, tercantum Rp 275.000, namun yang diterima Rp 200.000.
Seharusnya, sebut Izwardi uang yang dibagikan sesuai dengan yang ditanda tangani. “Kita khawatir jumlah tenaga honor dan bakti di sekolah tersebut banyak, sehingga untuk membayar honorium mereka terbentur aturan, bisa saja pemotongan itu digunakan untuk membayar tenaga honor yang tidak tercantum namanya di daftar,”ujar Kadisdik Aceh Tamiang itu. Disebutkannya, jumlah selisih dana itu Rp 1 juta.
Kendati demikian, atas laporan tersebut pihaknya telah menugaskan pengawas untuk melakukan pemeriksaan guna mengetahui dimana letak kesalahannya atau perbedaanya, karena hanya 20 persen dana BOS untuk pembayaran honorium.
Sumber : M. Nasir | Serambi Indonesia