Puluhan tahun warga Kampong Baru dan Kampong Gelong, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, kesulitan air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari mere...
Puluhan tahun warga Kampong Baru dan Kampong Gelong, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, kesulitan air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka terpaksa menggunakan air dari alur yang ada di depan rumah mereka.
Keuchik (Datok) Kampong Baru, Mahmuddin, Minggu (26/2) mengatakan, dua desa tersebut sudah puluhan tahun kesulitan air bersih, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah membangun fasiltas sarana air bersih di desa-desa tersebut.
Untuk kebutuhan mencuci dan mandi, warga terpaksa menggunakan air paret yang berwarna merah yang ada di depan rumah mereka. Pasca banjir bandang kondisi ini semakin sulit karena air pasang surut dari Sungai Tamiang tidak masuk lagi ke paret kecuali ketika banjir.
Warga juga mencoba mencari solusi sendiri dengan membuat sumur, namun kondisi airnya juga sama tidak layak dikosumsi. “Airnya berwarna kemerah-merahan dan berminyak di atas,”ujar Datok lagi.
Sedangkan untuk konsumsi warga membeli air bersih yang dibawa pedagang keliling, untuk satu jerigen harga air bersih tersebut Rp 5000. Untuk satu jerigen air hanya bertahan sekitar 2-3 hari. Kondisi ini membuat pengeluaran dapur warga bertambah sementara pendapatan pas-pasan.
Keuchik (Datok) Kampong Baru, Mahmuddin, Minggu (26/2) mengatakan, dua desa tersebut sudah puluhan tahun kesulitan air bersih, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah membangun fasiltas sarana air bersih di desa-desa tersebut.
Untuk kebutuhan mencuci dan mandi, warga terpaksa menggunakan air paret yang berwarna merah yang ada di depan rumah mereka. Pasca banjir bandang kondisi ini semakin sulit karena air pasang surut dari Sungai Tamiang tidak masuk lagi ke paret kecuali ketika banjir.
Warga juga mencoba mencari solusi sendiri dengan membuat sumur, namun kondisi airnya juga sama tidak layak dikosumsi. “Airnya berwarna kemerah-merahan dan berminyak di atas,”ujar Datok lagi.
Sedangkan untuk konsumsi warga membeli air bersih yang dibawa pedagang keliling, untuk satu jerigen harga air bersih tersebut Rp 5000. Untuk satu jerigen air hanya bertahan sekitar 2-3 hari. Kondisi ini membuat pengeluaran dapur warga bertambah sementara pendapatan pas-pasan.
Sumber : M. Nasir | Serambi Indonesia
Editor : Yeddi Alaydrus
Foto : Google