Masyarakat di provinsi Aceh diprediksikan menduduki peringkat pertama penderita penyakit stroke di seluruh provinsi di Indonesia. Pasalnya p...
Masyarakat di provinsi Aceh diprediksikan menduduki peringkat pertama penderita penyakit stroke di seluruh provinsi di Indonesia. Pasalnya pola gizi hidup orang Aceh yang tidak seimbang menurut pandangan kesetahan. Salah satunya masyarakat Aceh suka merokok, meskipun mereka tidak minum munuman yang beralkohol.
Hal demikian disampaikan Kepala Bidang Program dan Pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr. Amren Rahim, M.Kes, Senin (28/2). “Sangat dikhawatirkan, bisa jadi stroke nomor satu di Aceh di seluruh Indonesia, hipertensi dan diabetes nomor dua, umur harapan hidup bertambah,”ujar Amren.
Menurut Amren penyebab utama terkena stroke bagi orang Aceh disebabkan gizi hidup tak seimbang, merokok berat, dan juga orang Aceh kurang rileks atau kurang santai. Hal tersebut sudah membudaya bagi orang Aceh.
“Orang Aceh itu kurang santai, kurang humor juga orang Aceh, kalau tidak humor jadi tegang,”.
“Factor-faktor tadi, orang Aceh hipertensi, perokok , dan kurang santai, ketiga factor tersebut pencetus terjadinya strok,”tukasnya.
Sambung Amren, penyakit stoke itu tidak ada batasan umur, kalau hipertensi sudah lebih dari lima tahun, itu kemungkinan akan terjadi stroke, oleh karena itu kata amren jangan dipelihara hipertensi. karena hipertensi itu melekat, tidak bisa dihindari kalau sudah kenak.
Penyebab lain, Amren menjelaskan bahwa orang Aceh makanannya manis-manis. Orang Aceh hidupnya gizi salah,
“Jadi bayangkan saja jika suatu hari umur bertambah, stroke meningkat, orang nanti umurnya panjang, akhirnya sebagian ada di kursi roda, umurnya panjang tapi tak bermanfaat. Sehingga menjadi beban bagi Negara dan keluarga,” tutupnya.
Penyakit Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu. kurangnya aliran darah dan oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran.
Sumber : Hayatullah Zuboidi | The Globe Journal
Editor : yeddi alaydrus
Foto : Ilustrasi | Google