Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengirimkan surat permintaan maaf kepada Afghanistan atas pembakaran Al-Qur’an di pangkalan milite...
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengirimkan surat permintaan maaf kepada Afghanistan atas pembakaran Al-Qur’an di pangkalan militer NATO di Bagram, provinsi Parwan. Presiden Afghanistan Hamid Karzai meminta NATO mengadili serdadu yang membakar kitab suci tersebut.
“Kesalahan itu tidak disengaja. Kami akan mengambil langkah-langkah tepat untuk menghindari (kejadian ini) berulang, termasuk meminta pertanggungjawaban (mereka yang terlibat),” tulis Presiden Obama, seperti diberitakan cnn.com. Surat tersebut diantarkan oleh Ryan Crocker, duta besar AS untuk Afghanistan, ke kantor Presiden Karzai, Kamis (23/2).
Menurut pernyataan resmi kepresidenan Afghanistan, NATO telah setuju untuk menjalankan pengadilan, namun belum dapat dikonfirmasi.
“Karena situasi saat ini masih dalam penyelidikan, terlalu dini untuk menspekulasikan hasil apa pun,” kata Letnan Kolonel Jimmie Cummings, juru bicara NATO, kepada cnn.com.
“Tindakan disipliner, bila harus, akan diterapkan oleh otoritas AS setelah tinjauan menyeluruh atas fakta-fakta menurut hukum dan regulasi serta sesuai dengan proses seharusnya,” lanjut Cummings.
Presiden Karzai juga telah menunjuk kelompok cendikiawan Muslim untuk menginvestigasi insiden tersebut di Bagram.
Pembakaran Al-Qur’an tersebut semakin memperdalam sentimen anti-Barat di Afghanistan. Sejak Selasa (21/2), demonstrasi telah meluas ke luar Parwan dan menewaskan 11 orang. Yahoo!News melaporkan, jumlah korban jiwa mencapai 14 orang.
Berdasarkan laporan BBC, di Khogyani, provinsi Nangarhar, seorang pria berpakaian seragam angkatan darat Afghanistan membunuh dua tentara Amerika Serikat. Dua demonstran tewas dan tujuh orang terluka terkena tembakan pasukan NATO saat para demonstran menyerang basis militer di sana.
Dua orang terbunuh, sedikitnya delapan orang terluka dan tiga di antaranya ditangkap pasukan keamanan Afghanistan saat demonstrasi di provinsi Uruzgan.
Di utara provinsi Baghlan, seorang rakyat sipil terbunuh dan dua orang terluka, serta dua polisi terluka.
Lebih dari 3.000 orang berkumpul di provinsi Laghman, meneriakkan “Kematian bagi Amerika” sambil membakar foto Presiden Obama. Seorang demonstran tewas dalam kejadian ini.
Di Asadabad, sekitar 1.500 demonstran dilaporkan membakar bendera AS dan meneriakkan slogan-slogan anti-AS. Selain itu, basis militer Prancis di timur Kabul diserang.
Rakyat Afghanistan bereaksi keras dalam tiga hari ini setelah Taliban menyerukan untuk membunuh pasukan asing sebagai pembalasan atas pembakaran kitab suci mereka. Taliban juga menolak permintaan maaf resmi Jenderal John R. Allen, komandan NATO untuk Afghanistan, yang ditujukan kepada presiden, pemerintah, dan rakyat Afghanistan. (E3) | VhrMedia Mona Sihombing / Rosmi Julitasari