HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Gas Liar Menyembur di SMP 1 Kejuruam Muda

Gas bercampur lumpur, mirip fenomena “Lumpur Lapindo”, tiba-tiba menyembur di lima titik dalam pekarangan SM...

Gas bercampur lumpur, mirip fenomena “Lumpur Lapindo”, tiba-tiba menyembur di lima titik dalam pekarangan SMP Negeri 1 Kejuruan Muda, Kampung Kebun Rantau, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, Kamis (16/2) pukul 10.20 WIB. Peristiwa itu menyebabkan dewan guru meliburkan sekolah hingga Jumat (17/2) hari ini, karena khawatir mengancam keselamatan anak didik.

Semburan gas bercampur lumpur itu diyakini sebagai ekses pencarian minyak yang dilakukan PT Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) Rantau, Aceh Tamiang belakangan ini.

Kepala Layanan Operasi PT Pertamina EP Rantau, Tergiah Sembiring, Kamis (16/2) mengakui adanya kejadian itu dan menjelaskan faktor pemicunya. “Gas bercampur lumpur itu muncul akibat pencarian minyak dari sumur minyak di RNT-SZ 14 Reg 2,” sebutnya. 

Namun, ia menampik adanya kesalahan teknis maupun tindakan yang tidak sesuai dengan standard operating procedure (SOP) pengeboran saat dilakukan pencarian minyak di sumur minyak RNT-SZ 14 Reg 2. Pencarian minyak dengan cara mengebor itu dilakukan oleh Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Lokasi pengeboran hanya berjarak sekitar 150 meter dari SMPN 1 Kejuruan Muda.

Di luar dugaan, tiba-tiba di dalam pekarangan sekolah tersebut menyembur gas bercampur lumpur di lima titik. Masing-masing satu titik di dekat kamar mandi dan di depan kantin, tiga titik lainnya di sekitar mushalla sekolah. “Baru tiga titik yang berhasil dikendalikan, dalam artian tidak lagi mengeluarkan lumpur dan gas,” sebutnya.

Pantauan Serambi kemarin, dua dari tiga titik semburan di samping mushalla SMP tersebut lumpurnya masih menyembur hingga pukul 16.30 WIB.

Untuk mengurangi dampaknya secara ekologis, pihak Pertamina sudah menggali lubang di depan ruang kelas SMP tersebut. Lubang itu dimaksudkan untuk menampung aliran lumpur yang muncrat, kemudian disedot oleh mobil tangki yang sudah standby di lokasi. 

Sampai sore kemarin, di dua titik semburan terlihat makin kecil volume lumpur dan gasnya. Tersisa hanya sekitar lima centimeter saja. Ini diketahui dari alat detektor yang mendeteksi gerakan gas.

Tergiah Sembiring mengakui, karena khawatir terhadap kemungkinan ke luar gas beracun dari titik semburan, sehingga kepala dan dewan guru SMPN 1 Kejuruan Muda sepakat meliburkan proses belajar-mengajar di sekolah tersebut hingga Jumat hari ini (17/2).

Pihak kepolisian dari Polres Aceh Tamiang dan anggota Koramil setempat serta security Pertamina hingga tadi malam masih menjaga lokasi semburan yang sudah dipasangi police line itu (M. Nasir | SI).