Foto | Rico. F Carut-marut proyek pembangunan Pasar Pagi Kualasimpang kian menghangat. Bahkan desakan warga pasar pagi yang menyuarakan s...
Foto | Rico. F |
Carut-marut proyek pembangunan Pasar Pagi Kualasimpang kian menghangat. Bahkan desakan warga pasar pagi yang menyuarakan supaya pasar tersebut cepat diselesaikan terus mengelinding dikalangan masyarakat Kota Kualasimpang.
Sebab masyarakat menilai, uang Negara sudah habis, sedangkan pasar yang nantinya sebagai urat perekonomian masyarakat tak bisa dinikmati. Hal ini mungkin tak menjadi soal bagi kontraktor maupun Disperindagkop Kabupaten Aceh Tamiang, namun bagi masyarakat pasar tersebut merupakan hal yang terpenting untuk menyambung hidup dan menghidupi keluarganya.
Bahkan masyarakat menilai, proyek yang terkesan asal jadi dan amburadul tersebut membuktikan bahwa moral kontraktor dan oknum dinas terkait tidak ada. Masa iya, untuk tujuan pembangunan masyarakat harus dipermainkan juga, ujar Sayed Mukhlis geram.
Dengan hangatnya persoalan proyek yang amburadul tersebut, Pengurus Persatuan Pedagang Kaki Lima (PPK-5) meminta agar Pemkab melalui Disperindagkop menyelesaikan pembangunan Pasar Pagi Kualasimpang yang pengerjaamnya amburadul tersebut untuk ditindak tegas, jka perlu diblack list.
Bahkan dengan tegas Penasehat PPK-5 Abu Daud meminta Pemkab Aceh Tamiang serius menindaklanjuti persoalan pembangunan pasar yang diduga tidak selesai akhir tahun ini. Katanya, uang proyek tersebut sudah ditarik Rp. 1,3 milyar persentasenya 30 persen, tetapi kalau dilihat kasat mata pekerjaan itu tidak sampai 30 persen. ini merupakan kerugian bagi daerah apabila tidak selesai akhir tahun ini, dan kedepan tentunya akan menjadi pelajaran penting bagi para kontraktor yang akan mengerjakan proyek didaerah ini, supaya jangan bermain-main dengan uang rakyat, ujar Abu Daud yang didampingi Sayed Mukhlis, Senin (5/12) kemarin.
Dikatakannya, Ia dan anggota PPK-5 sudah muak dan muntah dengan kumuhnya lokasi proyek pembangunan Pasar Pagi Kualasimpang yang tak kunjung selesai itu. “Seharusnya sampah yang dihasilkan dari pekerjaan proyek menjadi tanggung jawab kontraktor. Namun, didalam pasar sampah dibiarkan sampai-sampai berulat, sampah yang berada diluar pasar dibiarkan saja itupun pernah diangkut tetapi hanya sekali sesudah itu tak pernah diangkut untuk dibawa ke TPA, akibatnya para pedagang kehilangan omzetnya hanya karena pembeli tidak mau berbelanja dipasar kumuh. Padahal setiap hari para pedagang dikutip retribusi”, kata Abu Daud yang didampingi Sayed Mukhlis.
Akibat belum selasainya pembangunan Pasar Pagi Kualasimpang ini, warga pasar pagi mengancam akan melakukan aksi demo ke Disperindagkop Aceh Tamiang. Namun, oleh pengurus PPK-5 menahan emosi warga agar tetap tenang dengan cara berdialog dengan Kadis Perindagkop Ir. Irwansyah. Ketika ditanyakan Pengurus PPK-5 terkait penyelesaian pembangunan pasar pagi ini, Ir. Irwansyah mengatakan, “Pokoknya proyek ini, bulan Desember tahun ini siap, siap tidak siap harus siap”, sayed menirukan perkataan Irwansyah.
Fakta dilokasi proyek tersebut hingga berita ini diturunkan tumpukan material proyek, galian drainase, bekas bongkaran paving blok dan sampah yang sudah membusuk dibiarkan saja oleh rekanan proyek pasar pagi tersebut. Untuk itu, Ia meminta dengan tegas agar Ir. Irwansyah Kadis Perindagkop menegur rekanan proyek itu. “Dua minggu yang lalu terjadi kecelakaan akibat tumpukan material disepanjang jalan yang mengakibatkan korban mengalami luka serius. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Sebab cukup sekali saja warga menjadi korban. Makanya Pemkab Aceh Tamiang diminta agar benar-benar memberikan perhatian yang serius terhadap proyek tersebut”, tambah Abu Daud dengan tegas.
Dari isu yang berkembang, terjadi peralihan rekanan Pasar Pagi Kualasimpang yang awalnya ditangani ‘Darwis’ ke kontraktor lainnya, kata Sayed Mukhlis yang mendapat dari informasi dari Ir. Irwansyah (Kadis Perindagkop). Namun, hingga hari ini tetap ‘Darwis’ yang mengerjakan katanya. “Kadis Perindagkop itu kalau ngomong jangan suka ngibuli, saya tidak suka dikibuli. Kemudian bicara itu jangan mendahului Tuhan, nanti kualat!”, kecam Abu Daud yang diamini Sayed Mukhlis. (Rico. F).