Foto | Ilustrasi/Google Warga yang mengatasnamakan Forum Rakyat Aceh Tamiang (FRAT) mengancam memboikot pembangunan jalan negara di Aceh...
![]() |
Foto | Ilustrasi/Google |
Warga yang mengatasnamakan Forum Rakyat Aceh Tamiang (FRAT) mengancam memboikot pembangunan jalan negara di Aceh Tamiang apabila Dinas PU Aceh tidak memperbaiki jalan yang rusak sehingga menyebabkan warga setempat jatuh korban.
Kekesalan warga dilampiaskan dengan menanamkan pohon pisang di badan jalan negara yang rusak. Sejumlah ruas jalan negara di depan komplek perkantoran Pemkab Aceh Tamiang rusak dan berlubang serta tergenang air.
Sekitar 20 warga yang mengatasnamakan Forum Rakyat Aceh Tamiang (FRAT) yang dikoordinir Wak Leng (39), warga Desa Kota Lintang, membawa pohon pisang dengan becak dan menanamkannya di lima titik secara simbolis sebagai bentuk protes terhadap Dinas PU Aceh yang dinilai tutup mata terhadap kondisi badan jalan di kabupaten mereka yang rusak dan tidak diperbaiki tersebut.
Lokasi badan jalan negara yang rusak di depan Kantor Bank Mandiri, Kota Kuala Simpang, depan Makamah Syariah, eks Kantor Dinas Pendidikan Tamiang, Kantor Bupati, dan Kantor DPRK Aceh Tamiang.
Badan jalan yang ditanami pohon pisang depan eks kantor pendidikan, depan tikungan menuju komplek pertuamahan BTN yang sebagian besar dihuni pejabat Aceh Tamiang. “Depan kantor bupati dan DPRK Aceh Tamiang juga kita tanami pohon pisang agar mereka peka terhadap jalan yang rusak yang berada di depan mata mereka,” ujarnya.
Wak Leng, Rabu (9/11) mengatakan, warga Aceh Tamiang menginginkan badan jalan yang rusak itu segera diperbaiki dengan kondisi mulus. Kondisi menanam pohon pisang dilakukan agar Pemerintah Aceh memperhatikan keluhan warga Tamiang, karena saat ini Dinass PU Aceh sedang mengerjakan pembuatan talut dan pembangunan parit beton secara swakelola di kawasan itu.”Apakah mereka tidak pernah melihat jalan yang mereka lalui rusak,” ujarnya.
Kadis PU Aceh Tamiang, Ir Zulkifli MM mengatakan, perbaikan jalan negara bukan wewenang kabupaten. Begitupun pihaknya secara darurat sudah menangani, seperti pembuangan air di badan jalan dan penimbunan beberapa jalan yang berlubang. “Keluhan warga ini sudah saya beritahukan kepada Dinas PU provinsi dan mereka akan menanganinya, namun tertunda lebaran Idul Adha,” ujarnya.
Ia menambahkan, menjelang MTQ Aceh beberapa bulan lalu, Dinas PU Aceh juga sudah memperbaiki badan jalan yang rusak, namun saat ini telah rusak kembali. “Saya berharap warga bersabar karena memang akan diperbaiki jalan rusak tersebut,” ujarnya. (M. Nasir/SI).
Kekesalan warga dilampiaskan dengan menanamkan pohon pisang di badan jalan negara yang rusak. Sejumlah ruas jalan negara di depan komplek perkantoran Pemkab Aceh Tamiang rusak dan berlubang serta tergenang air.
Sekitar 20 warga yang mengatasnamakan Forum Rakyat Aceh Tamiang (FRAT) yang dikoordinir Wak Leng (39), warga Desa Kota Lintang, membawa pohon pisang dengan becak dan menanamkannya di lima titik secara simbolis sebagai bentuk protes terhadap Dinas PU Aceh yang dinilai tutup mata terhadap kondisi badan jalan di kabupaten mereka yang rusak dan tidak diperbaiki tersebut.
Lokasi badan jalan negara yang rusak di depan Kantor Bank Mandiri, Kota Kuala Simpang, depan Makamah Syariah, eks Kantor Dinas Pendidikan Tamiang, Kantor Bupati, dan Kantor DPRK Aceh Tamiang.
Badan jalan yang ditanami pohon pisang depan eks kantor pendidikan, depan tikungan menuju komplek pertuamahan BTN yang sebagian besar dihuni pejabat Aceh Tamiang. “Depan kantor bupati dan DPRK Aceh Tamiang juga kita tanami pohon pisang agar mereka peka terhadap jalan yang rusak yang berada di depan mata mereka,” ujarnya.
Wak Leng, Rabu (9/11) mengatakan, warga Aceh Tamiang menginginkan badan jalan yang rusak itu segera diperbaiki dengan kondisi mulus. Kondisi menanam pohon pisang dilakukan agar Pemerintah Aceh memperhatikan keluhan warga Tamiang, karena saat ini Dinass PU Aceh sedang mengerjakan pembuatan talut dan pembangunan parit beton secara swakelola di kawasan itu.”Apakah mereka tidak pernah melihat jalan yang mereka lalui rusak,” ujarnya.
Kadis PU Aceh Tamiang, Ir Zulkifli MM mengatakan, perbaikan jalan negara bukan wewenang kabupaten. Begitupun pihaknya secara darurat sudah menangani, seperti pembuangan air di badan jalan dan penimbunan beberapa jalan yang berlubang. “Keluhan warga ini sudah saya beritahukan kepada Dinas PU provinsi dan mereka akan menanganinya, namun tertunda lebaran Idul Adha,” ujarnya.
Ia menambahkan, menjelang MTQ Aceh beberapa bulan lalu, Dinas PU Aceh juga sudah memperbaiki badan jalan yang rusak, namun saat ini telah rusak kembali. “Saya berharap warga bersabar karena memang akan diperbaiki jalan rusak tersebut,” ujarnya. (M. Nasir/SI).