Empat keuchik (Datok) dari Desa Babo, Alur Jambu, Batang Ara dan Desa Serba, Kecamatan Banda Pusaka Aceh Tamiang, Selasa (22/11) berdelegasi...
Empat keuchik (Datok) dari Desa Babo, Alur Jambu, Batang Ara dan Desa Serba, Kecamatan Banda Pusaka Aceh Tamiang, Selasa (22/11) berdelegasi ke DPRK setempat. Para datok tersebut mendesak para wakil rakyat tersebut untuk memperjuangkan rumah bantuan untuk para korban banjir di empat desa itu.
Ke empat keuchik tersebut masing-masing, M Yusuf (Desa Babo), M Juned (Desa Alur Jambu), Kamisan (Sekdes Batang Ara), Ahmad Syafri (Desa Serba). Para datok itu juga didampingi para tokoh masyarakat antara lain, Kadimin, Azhari dan Nazaruddin.
Aparat desa tersebut diterima, Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Nora Idah Nita, Elfian Raden, Juanda, dan T Insyafuddin. Kepada anggota dewan, Datok Babo, M Yusuf menyebutkan jumlah rumah korban banjir bandang di Kecamatan Bandar Pusaka yang belum dibangun sebanyak 506 unit tersebar di sembilan desa.
Kondisi mereka ada yang masih tinggal di gubuk sementara seperti di Desa Batu Bedulang, numpang di rumah sanak familiknya sehingga satu rumah di huni dua keluarga bahkan ada yang masih tinggal di ladang. Kondisi ini sangat memperihatinkan namun sampai saat ini pembangunan rumah tersebut belum ada kejelasan kapan akan dibangun sehingga pihaknya terus mengingatkan dewan agar benar-benar memperjuangkan pembangunan rumah tersebut.
“Kita berharap, anggota dewan bukan hanya berempati saja secara perorangan namun menjadi komitmen perjuangan kelembagaan dewan untuk mewujudkan pembangunan rumah korban banjir tersebut,”kata datok.
Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Nora Idah Nita mengatakan, memang saat ini dana rumah banjir yang kita harapkan dari pusat tidak ada lagi karena sudah diberikan tahun 2007, karena kesalahan teknis dana tersebut tidak terserap sehingga dikembalikan lagi ke pusat.
Ke depan, kata Nora dewan berupaya membantu korban banjir yang belum terbangun rumahnya melalui bantuan rumah sehat, rumah dhuafa. “Kita tetap mengakomodir secara bertahap karena rumah yang belum terbangun sebanyak 889 unit, juga kita anjurkan untuk anggaran pembangunan rumah di hulu Tamiang di perbesar karena biaya mobilisasi lebih besar,” ujarnya. (M. Nasir/SI).