HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Suara Orang Ngaji Makin Jarang Terdengar di Rumah Orang Aceh

Foto | Serambi Online Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi kekinian masyarakat Aceh, di antaranya sema...

Foto | Serambi Online
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi kekinian masyarakat Aceh, di antaranya semakin jarangnya terdengar suara pengajian di rumah-rumah. “Fenomena ini sangat memprihatinkan,” kata Irwandi saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXX Tingkat Provinsi Aceh di Kompleks Perkantoran Pemkab Aceh Tamiang, Kecamatan Karang Baru, tadi malam.

Dalam salah satu bagian pidatonya, Irwandi Yusuf menyinggung fenomena sosial keagamaan di Aceh yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama, katanya, di Aceh sedang marak dilaksanakan pembangunan masjid. Menurut data Pemerintah Aceh, hingga Desember 2009, jumlah masjid di Aceh mencapai 3.773 dan diyakini akan terus bertambah.

Yang jadi persoalan, kata Irwandi, terdapat fenomena berbanding terbalik antar semangat membangun masjid dengan memakmurkan masjid. “Betapa kita sangat bersemangat membangun masjid tetapi letoi (lemah) dalam memakmurkannya. Saya minta instansi terkait, Kantor Kementerian Agama, Dinas Syariat Islam, dan Badan Dayah memberikan perhatian serius terhadap masalah ini,” imbaunya.

Gubernur Irwandi juga menyatakan prihatin terhadap kondisi generasi muda Aceh yang buta huruf Alquran. Terhadap permasalahan itu, Gubernur Irwandi menyatakan mendukung penuh kebijakan sejumlah sekolah di Aceh yang menjadikan kemampuan baca Alquran sebagai syarat kelulusan.

“Kecintaan pada Alquran mulai tercerabut dari akar budaya Aceh. Dulu di berbagai penjuru Aceh setiap magrib di setiap rumah kita mendengarkan gegap gempita suara anak-anak mengaji, tetapi situasi itu sudah jarang kita temui di rumah orang Aceh, baik di desa maupun di kota. Bahkan nyaris tidak ada lagi kegiatan mengaji setelah magrib,” ujar Irwandi.

Gubernur berharap MTQ dapat menjadi sarana penguatan nilai-nilai Islam sekaligus proses kaderisasi muda Aceh dalam rangka peningkatan kemampuan membaca dan memahami isi Alquran sebagai pegangan hidup umat Islam dalam rangka meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

“Kegiatan keagamaan seperti MTQ ini hendaknya tak hanya menjadi upacara seremoni belaka, tapi harus menjadi momentum bagi kita semua untuk meningkatkan kualitas dan semangat kita untuk mencintai, mempelajari, dan mengamalkan Alquran sebagi sumber dari segala sumber hukum dalam Islam,” ujar Gubernur.

Pembukaan MTQ XXX Provinsi Aceh tahun ini turut dimeriahkan dengan tarian silat plintau dan tarian kolosal dengan melibatkan ratusan penari. Di akhir pembukaan, Gubernur Aceh juga disuguhkan sirih oleh para penari. Selain Bupati Aceh Tamiang beserta jajarannya, pembukaan MTQ tadi malam juga dihadiri sejumlah pejabat provinsi dan beberapa bupati/wali kota seperti wali kota Banda Aceh, bupati Bireuen, bupati Aceh Tenggara, bupati Aceh Jaya, dan wakil bupati Aceh Timur.

Sumber : M. Nasir | Serambi Online