ilustrasi google Kegiatan seminar Al-Qur’an yang dijadwalkan (4/7) diikuti oleh 23 peserta dari Kabupaten/Kota se-Aceh di Gedung Paripurn...
 |
| ilustrasi google |
Kegiatan seminar Al-Qur’an yang dijadwalkan (4/7) diikuti oleh 23 peserta dari Kabupaten/Kota se-Aceh di Gedung Paripurna DPRK Aceh Tamiang. Pada kesempatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati yang juga Ketua Panitia Penyelenggara MTQ 30 Aceh H. Awwaluddin, SH, S.Pn, MH, dengan mengundang pemateri, yaitu Rektor Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta Prof. Dr. Ahsin Sacho Muhammad, MA dan Kepala Dinas Syari’at Islam Provinsi Aceh Prof. Dr. Rusjdi Ali Muhammad, SH.
Seminar sehari tersebut mengupas makalah “Membangun Karakter Dalam Persfektif Al-Qur’an” karya Prof. Dr. Ahsin Sacho Muhammad, MA. Dan “Konflik Manusia dan Penyelesaian dengan Berbasis Kearifan Al-Qur’an” karya Prof. Dr. Rusjdi Ali Muhammad, SH.
Kegiatan seminar tersebut berjalan alot yang digelar dari pukul 08.00 wib hingga pukul 15.00 wib, dengan diskusi dan sesi Tanya jawab yang dilontarkan oleh peserta seminar. Peserta seminar dari Kafilah Aceh Tamiang unsur Da’I Kecamatan melontarkan pertanyaan, “Kenapa Konflik yang terjadi pada masa Rasulullah bisa diselesaikan melalui Al-Qur’an ?.
Pemateri Prof. Dr. Rusjdi Ali Muhammad, SH yang juga Kepala Dinas Syari’at Islam Provinsi Aceh menyambut antusias pertanyaan yang dilontarkan dari Kafilah Aceh Tamiang, beliau menjawab, “Karena Rasulullah adalah manusia level yang tertinggi sehingga setiap ada konflik selalu diselesaikan melalui Al-Qur’an. Dan kebiasaan manusia pada zaman ini salah satunya alat yang digunakan untuk menyelesaikan konflik, melalui hukum adat yang kadangkala bisa menjadi solusi dan kadangkala bisa menjadi masalah, terangnya.
Pada akhir kesimpulan dari kegiatan seminar sehari tersebut dari Rektor Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta Prof. Dr. Ahsin Sacho Muhammad, MA yaitu, pada dasarnya penerapan nilai-nilai Al-Qur’an harus dilakukan dalam kehidupan keluarga, karena sifat-sifat Al-Qur’an harus menjadi ikutan masyarakat dalam menata kehidupan berbangsa bernegara, ungkapnya.
Sumber : Rico Fahrizal
