Foto | Serambi Online Dua orang bocah, Abdul Azis (12) murid kelas enam salah satu SD di Kecamatan Kejuruan Muda, dan temannya Dedi (14) ...
Foto | Serambi Online |
Tragedi itu terjadi di kawasan titi glondeng persisnya di belakang PKS PT Tri Argo Palmas. Kabel yang ditengarai telanjang itu, mengarah ke pompa pengisap milik perusahaan, yang terletak di bibir sungai.
Kecelakaan maut itu nyaris berbuah aksi anarkis massa, terhadap PT Tri Argo. Pasalnya, perusahaan itu seperti baun badan. Hasilnya, Magrib tadi malam, seratusan warga menggeruduk PT Tri Argo, serta sempat memutuskan suplai arus listrik ke pabrik kelapa sawit itu.
Akhirnya pihak perusahaan membuat surat pernyataan bertanggungjawab atas kasus kematian bocah itu, yang diteken oleh Efendi L, sebagai pihak pimpinan perusahaan. Pihak perusahan akan memberikan santunan kepada korban.
Amuk warga itu menyusul terungkapnyan kepastian penyebab kematian Abdul Azis. Di bagian kaki bocah itu terdapat bekas membiru seperti terkena setrum arus listrik. Setelah dicek lebih jauh, ternyata ada kabel telanjang menuju pompa pengisap di belakang perusahaan atau di bibir Sungai Tamiang.
Menurut kesaksian rekan korban, Abdul Azis yang semula mandi di Sungai Tamiang, lalu beranjak keluar sungai. Saat di tebing sungai itulah, kakinya tersandung kabel telanjang. Walhasil, bocah itu terlempar ke dalam sungai dan tenggelam.
Ada versi yang menyebutkan, Dedi juga terkena setrum arus listrik, hingga remaja itu juga terlempar ke dalam sungai. Namun ia berhasil menepi dan lalu pingsan tak sadarkan diri.
Informasi yang diperoleh dari teman korban di RSUD Tamiang, Azis pada pagi hari itu, bersama rekannya Dedi dan Muhammad Fiqi (10), pergi memancing di Sungai Tamiang di kawasan titi glondeng di belakang PKS.
Disebut-sebut, Dedi sempat berusaha menolong Abdul Azis yang berjibaku menyelamatkan diri, saat tenggelam. Remaja itu memburu ke arah Azis dan berusaha menarik temannya ke tepian. Namun korban tetap saja gagal diselamatkan.
Muhammad Fiqi yang melihat kedua temannya kepayahan, langsung lari memberi tahu penjaga bagian belakang PKS dan warga desa. Setelah itu warga memberi pertolongan dan membawa lari korban dan Dedi ke RSUD Tamiang. Tapi, Azis saat dilarikan ke RSUD kondisinya sudah tidak bernyawa lagi sementara Dedi kritis.
Di lokasi tenggelam korban merupakan kawasan yang ditempatkan pompa PKS untuk menyuplai air ke pabrik. Dokter IGD RSUD Aceh Tamiang, dr Rima Diana mengatakan, dari hasil pemeriksaan korban tewas akibat tenggelam, kondisi Dedi ketika ditangani medis mengeluarkan air dan pasir dari dalam lambung. Saat dibawa Dedi dalam keadaan kejang-kejang dengan bibir membiru, kondisinya tidak stabil dan kesadarannya menurun. Setelah ditangani di RSUD Tamiang pukul 17.30 WIB, Dedi dilarikan ke RSUD Langsa untuk penanganan lebih intensif.
Sumber : Serambi Online