Ilustrasi | Google Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur meminta Pemkab Aceh Tamiang meni...
Ilustrasi | Google |
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur meminta Pemkab Aceh Tamiang meninjau kembali keberadaan toko yang dijadikan sarang burung walet di tengah-tengah Kota Kuala Simpang karena tidak selaras dengan visi Indonesia sehat yang ingin mewujudkan lingkungan yang kondusif dan sehat.
Ketua PMII Atim, Langsa dan Atam, Tarmizi, Rabu (22/6), mengatakan, saat ini bisnis sarang burung walet di tengah pemukiman penduduk tidak sejalan lagi dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Ketua PMII Atim, Langsa dan Atam, Tarmizi, Rabu (22/6), mengatakan, saat ini bisnis sarang burung walet di tengah pemukiman penduduk tidak sejalan lagi dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Kondisi ini disebabkan pada gedung - gedung penampungan sarang burung walet terdapat bak-bak penampungan air yang berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk aides aegepty. “Nyamuk yang membawa virus penyakik demam berdarah dengue (DBD),” ujarnya. Gedung-gedung yang dijadikan tempat bersarang burung walet di Kota Kuala Simpang berdekatan dengan pemukiman penduduk di samping mengganggu ketentraman suara bising yang ditimbulkan secara terus menerus.
Sumber : Muhammad Nasir | Serambi Online