■ Prof. Dr. Darni M. Daud, MA : PTPN 1 Lebih Merupakan Universitas Kehidupan (Reality University) Pada dasarnya program kerjasama dengan U...
■ Prof. Dr. Darni M. Daud, MA : PTPN 1 Lebih Merupakan Universitas Kehidupan (Reality University)
Pada dasarnya program kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala ini telah lama direncanakan, karena sebagai Universitas ternama dan menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, PTP Nusantara 1 yakin melalui kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala akan mampu memberikan dorongan dan masukan yang konstruktif untuk pengembangan PTP Nusantara 1, demikian kata sambutan Direktur Utama PTP Nusantara 1 Erwin Nasution (30/5) pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara PTP Nusantara 1 dengan Universitas Syiah Kuala di Operation Room PTP Nusantara 1.
Kegiatan tersebut dihadiri Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA, Direksi PTP Nusantara 1, Distrik Manager KSO PTP Nusantara 1 – PTP Nusantara 3 Aceh Timur, Sekretaris Perusahaan, Kepala Bagian Kantor Pusat, Wakil Pimpinan Proyek Program Peumakmu Gampong, Para Manajer Unit, Kepala Rumah Sakit Cut Meutia, Para Kepala Urusan dan elemen masyarakat.
Dalam paparannya Dirut PTP Nusantara 1 mengatakan, sebagaimana sama-sama diketahui, bahwa kondisi konflik yang melanda Propinsi Aceh beberapa waktu yang lalu telah mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan optimal bahkan beberapa program pengembangan usaha mengalami stagnasi. Pasca perdamaian Aceh yang diikuti dengan kondisi Aceh yang terus membaik, PTP Nusantara 1 terus berusaha untuk bangkit dengan melakukan berbagai terobosan dalam rangka program penyehatan perusahaan, baik yang dilakukan secara mandiri maupun melalui kerjasama sinergi antar BUMN dan non BUMN. Namun pihak manajemen PTP Nusantara 1 menyadari bahwa berbagai program penyehatan yang telah dirumuskan akan sulit terwujud apabila tidak memperoleh dukungan dan kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dari stakeholder yang salah satunya adalah Universitas Syiah Kuala, papar Erwin Nasution.
Manajemen PTP Nusantara 1 berharap kerjasama ini dapat menjadi entry point dalam memformulasikan suatu pola pengembangan, yang mengkolaborasi berbagai pendekatan praktis dan adademis untuk kemajuan PTP Nusantara 1 kedepan. Dengan demikian program kerjasama ini hendaknya dapat dijabarkan dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mampu menjangkau aspek kebermaknaan, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar tidak hanya bagi PTP Nusantara 1 akan tetapi juga bagi Universitas Syiah Kuala dan masyarakat Aceh secara luas. Untuk membangun PTP Nusantara 1 kedepan lebih exis, dimana PTP Nusantara 1 telah melakukan kerjasama dengan PTP Nusantara 3 khusus kebun Karang Inong dan kebun Julok Rayeuk Selatan, sedangkan untuk kebun Aceh Barat/Aceh Selatan dijadikan anak perusahaan bekerjasama dengan PTP Nusantara 4, termasuk PTP Nusantara 1 sedang memproses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit dan Pabrik Eko Palyword di HGU PTP Nusantara 1 Tanjung Seumantoh yang diupayakan tahun 2011 dapat berjalan kegiatannya. PTP Nusantara 1 (persero) dalam operasional di Aceh juga melakukan kemitraan dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam bagi kemakmuran masyarakat Aceh dengan membangun perkebunan rakyat yang bekerjasama dengan Pemerintah Aceh, PTP Nusantara 3 dan PTP Nusantara 4 seluas 41.200 Hektar diseluruh kabupaten/kota dalam provinsi Aceh dan pilot project pembangunan kebun rakyat 19.200 hektar di tiga kabupaten yaitu Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Aceh Utara yang telah dilakukan penanaman perdana oleh Meneg BUMN di Sawang Kab. Aceh Utara, ungkap Erwin Nasution.
Lanjutnya, saat ini terdapat sebanyak 42 karyawan pimpinan (staff) merupakan alumni Universitas Syiah Kuala. Bahkan dari formasi yang tersedia untuk jabatan setingkat kepala bagian dan manajer, 43% diantaranya dijabat oleh alumni Universitas Syiah Kuala. Dengan kerjasama yang semakin meningkat akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi alumni Universitas Syiah Kuala untuk berkontribusi dalam memimpin PTP Nusantara 1 kedepan dan tentunya akan semakin memperkuat hubungan emosional antara PTP Nusantara 1 dengan Universitas Syiah Kuala, pungkasnya.
Ditempat yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA dalam kata sambutannya mengatakan, ada bedanya di Universitas Syiah Kuala yang lebih banyak fokus pada pendalaman keilmuan secara teoritis, tetapi PTP Nusantara 1 lebih merupakan universitas kehidupan (reality university). Dalam perspektif Syiah Kuala bahwa hidup ini memang selalu harus belajar, tetapi sering membuat orang menganggap atau terkadang memaknai secara beda bahwa kaum intelektual “yang bermukim di perguruan tinggi” sepertinya melihat dirinya sebagai orang yang hanya “dapat berkomunikasi dengan para malaikat”, jelasnya.
Sementara mereka yang berada didunia kehidupan seperti di perkebunan ataupun BUMN lainnya melihat dirinya sebagai mereka yang berbuat secara nyata. Secara konteks keindonesiaan seringkali terjadi polemik antara disatu sisi dunia akademik lebih melihat dunia dari perspektif teoritis belaka sementara ditataran realita lebih melihat bahwa segala sesuatunya itu mereka lakukan, dan ada kelemahan masing-masing manakala tidak ada hubungan kerjasama. Dunia akademik menjadi kering atau tidak menghadapi permasalahan riil yang dihadapi masyarakat, sehingga dengan demikian keahlian/kepakaran mereka menjadi tidak membumi, tidak dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat luas. Pada sisi lain mereka yang bekerja didunia praktis/kehidupan seringkali kehilangan arah kemana hendak dituju, paparnya.
Lebih lanjut, kerjasama dunia perguruan tinggi dengan dunia usaha secara nyata seperti Nota Kesepahaman antara Universitas Syiah Kuala dan PTP Nusantara 1 sungguh sarat makna. MoU baru ditandatangani tetapi pelaksanaannya sudah puluhan tahun yang lalu. Karena dalam konteks keindonesiaan dan spesifikasi Aceh, dilakukan dulu setelah itu pengesahan, dan saya (Darni M. Daud-red) kira ini berlaku diberbagai tempat di Aceh. Universitas Syiah Kuala yang notabene jantung hati rakyat Aceh memiliki 3.500 mahasiswa dan fakultas paling besar adalah fakultas pertanian. Syiah Kuala memiliki 1.546 dosen, dan 300 orang diantaranya sudah memperoleh gelar Doktor, 71 orang sudah memperoleh gelar Profesor dan 400 orang saat ini sedang menjalani program Doktor dan yang lainnya akan menyusul mengikuti program yang sama, ungkapnya.
Dalam tempo waktu 11 bulan terakhir Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA sudah sering keluar masuk kampong dihampir seluruh Aceh guna sambung rasa dengan masyarakat, bahkan disudut Kabupaten Aceh Tamiang yang berjarak + 12 km yaitu Sapta Jaya Kecamatan Rantau bertemu dan berdialog dengan masyarakat. Tujuan utama adalah untuk mengetahui secara persis persoalan yang sedang mereka hadapi dan kebutuhan yang barangkali dapat dipenuhi, terutama oleh Universitas Syiah Kuala dan Pemerintah, ungkapnya lagi.
Dikaitkan dengan pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA mengatakan, positif maju sebagai calon Gubernur Aceh. Dalam pandangannya Aceh harus berubah dan mengubah paradigma lama, jangan jadikan Aceh sebagai kawasan yang tersekat-sekat dari kepentingan etnis, kelompok dan golongan karena Aceh harus terbuka. Aceh harus berkolaborasi dan berkoordinasi dengan siapa saja dibelahan bumi manapun. Masyarakat yang ingin maju harus terbuka (minded open) tidak boleh minded zero, dan ini merupakan tantangan dan tugas yang tidak mudah, pungkasnya.
Liputan : Rico Fahrizal (Wartawan BiN ATAM)
Pada dasarnya program kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala ini telah lama direncanakan, karena sebagai Universitas ternama dan menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, PTP Nusantara 1 yakin melalui kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala akan mampu memberikan dorongan dan masukan yang konstruktif untuk pengembangan PTP Nusantara 1, demikian kata sambutan Direktur Utama PTP Nusantara 1 Erwin Nasution (30/5) pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara PTP Nusantara 1 dengan Universitas Syiah Kuala di Operation Room PTP Nusantara 1.
Kegiatan tersebut dihadiri Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA, Direksi PTP Nusantara 1, Distrik Manager KSO PTP Nusantara 1 – PTP Nusantara 3 Aceh Timur, Sekretaris Perusahaan, Kepala Bagian Kantor Pusat, Wakil Pimpinan Proyek Program Peumakmu Gampong, Para Manajer Unit, Kepala Rumah Sakit Cut Meutia, Para Kepala Urusan dan elemen masyarakat.
Dalam paparannya Dirut PTP Nusantara 1 mengatakan, sebagaimana sama-sama diketahui, bahwa kondisi konflik yang melanda Propinsi Aceh beberapa waktu yang lalu telah mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan optimal bahkan beberapa program pengembangan usaha mengalami stagnasi. Pasca perdamaian Aceh yang diikuti dengan kondisi Aceh yang terus membaik, PTP Nusantara 1 terus berusaha untuk bangkit dengan melakukan berbagai terobosan dalam rangka program penyehatan perusahaan, baik yang dilakukan secara mandiri maupun melalui kerjasama sinergi antar BUMN dan non BUMN. Namun pihak manajemen PTP Nusantara 1 menyadari bahwa berbagai program penyehatan yang telah dirumuskan akan sulit terwujud apabila tidak memperoleh dukungan dan kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dari stakeholder yang salah satunya adalah Universitas Syiah Kuala, papar Erwin Nasution.
Manajemen PTP Nusantara 1 berharap kerjasama ini dapat menjadi entry point dalam memformulasikan suatu pola pengembangan, yang mengkolaborasi berbagai pendekatan praktis dan adademis untuk kemajuan PTP Nusantara 1 kedepan. Dengan demikian program kerjasama ini hendaknya dapat dijabarkan dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mampu menjangkau aspek kebermaknaan, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar tidak hanya bagi PTP Nusantara 1 akan tetapi juga bagi Universitas Syiah Kuala dan masyarakat Aceh secara luas. Untuk membangun PTP Nusantara 1 kedepan lebih exis, dimana PTP Nusantara 1 telah melakukan kerjasama dengan PTP Nusantara 3 khusus kebun Karang Inong dan kebun Julok Rayeuk Selatan, sedangkan untuk kebun Aceh Barat/Aceh Selatan dijadikan anak perusahaan bekerjasama dengan PTP Nusantara 4, termasuk PTP Nusantara 1 sedang memproses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit dan Pabrik Eko Palyword di HGU PTP Nusantara 1 Tanjung Seumantoh yang diupayakan tahun 2011 dapat berjalan kegiatannya. PTP Nusantara 1 (persero) dalam operasional di Aceh juga melakukan kemitraan dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam bagi kemakmuran masyarakat Aceh dengan membangun perkebunan rakyat yang bekerjasama dengan Pemerintah Aceh, PTP Nusantara 3 dan PTP Nusantara 4 seluas 41.200 Hektar diseluruh kabupaten/kota dalam provinsi Aceh dan pilot project pembangunan kebun rakyat 19.200 hektar di tiga kabupaten yaitu Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Aceh Utara yang telah dilakukan penanaman perdana oleh Meneg BUMN di Sawang Kab. Aceh Utara, ungkap Erwin Nasution.
Lanjutnya, saat ini terdapat sebanyak 42 karyawan pimpinan (staff) merupakan alumni Universitas Syiah Kuala. Bahkan dari formasi yang tersedia untuk jabatan setingkat kepala bagian dan manajer, 43% diantaranya dijabat oleh alumni Universitas Syiah Kuala. Dengan kerjasama yang semakin meningkat akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi alumni Universitas Syiah Kuala untuk berkontribusi dalam memimpin PTP Nusantara 1 kedepan dan tentunya akan semakin memperkuat hubungan emosional antara PTP Nusantara 1 dengan Universitas Syiah Kuala, pungkasnya.
Ditempat yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA dalam kata sambutannya mengatakan, ada bedanya di Universitas Syiah Kuala yang lebih banyak fokus pada pendalaman keilmuan secara teoritis, tetapi PTP Nusantara 1 lebih merupakan universitas kehidupan (reality university). Dalam perspektif Syiah Kuala bahwa hidup ini memang selalu harus belajar, tetapi sering membuat orang menganggap atau terkadang memaknai secara beda bahwa kaum intelektual “yang bermukim di perguruan tinggi” sepertinya melihat dirinya sebagai orang yang hanya “dapat berkomunikasi dengan para malaikat”, jelasnya.
Sementara mereka yang berada didunia kehidupan seperti di perkebunan ataupun BUMN lainnya melihat dirinya sebagai mereka yang berbuat secara nyata. Secara konteks keindonesiaan seringkali terjadi polemik antara disatu sisi dunia akademik lebih melihat dunia dari perspektif teoritis belaka sementara ditataran realita lebih melihat bahwa segala sesuatunya itu mereka lakukan, dan ada kelemahan masing-masing manakala tidak ada hubungan kerjasama. Dunia akademik menjadi kering atau tidak menghadapi permasalahan riil yang dihadapi masyarakat, sehingga dengan demikian keahlian/kepakaran mereka menjadi tidak membumi, tidak dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat luas. Pada sisi lain mereka yang bekerja didunia praktis/kehidupan seringkali kehilangan arah kemana hendak dituju, paparnya.
Lebih lanjut, kerjasama dunia perguruan tinggi dengan dunia usaha secara nyata seperti Nota Kesepahaman antara Universitas Syiah Kuala dan PTP Nusantara 1 sungguh sarat makna. MoU baru ditandatangani tetapi pelaksanaannya sudah puluhan tahun yang lalu. Karena dalam konteks keindonesiaan dan spesifikasi Aceh, dilakukan dulu setelah itu pengesahan, dan saya (Darni M. Daud-red) kira ini berlaku diberbagai tempat di Aceh. Universitas Syiah Kuala yang notabene jantung hati rakyat Aceh memiliki 3.500 mahasiswa dan fakultas paling besar adalah fakultas pertanian. Syiah Kuala memiliki 1.546 dosen, dan 300 orang diantaranya sudah memperoleh gelar Doktor, 71 orang sudah memperoleh gelar Profesor dan 400 orang saat ini sedang menjalani program Doktor dan yang lainnya akan menyusul mengikuti program yang sama, ungkapnya.
Dalam tempo waktu 11 bulan terakhir Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA sudah sering keluar masuk kampong dihampir seluruh Aceh guna sambung rasa dengan masyarakat, bahkan disudut Kabupaten Aceh Tamiang yang berjarak + 12 km yaitu Sapta Jaya Kecamatan Rantau bertemu dan berdialog dengan masyarakat. Tujuan utama adalah untuk mengetahui secara persis persoalan yang sedang mereka hadapi dan kebutuhan yang barangkali dapat dipenuhi, terutama oleh Universitas Syiah Kuala dan Pemerintah, ungkapnya lagi.
Dikaitkan dengan pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. DR. Darni M. Daud, MA mengatakan, positif maju sebagai calon Gubernur Aceh. Dalam pandangannya Aceh harus berubah dan mengubah paradigma lama, jangan jadikan Aceh sebagai kawasan yang tersekat-sekat dari kepentingan etnis, kelompok dan golongan karena Aceh harus terbuka. Aceh harus berkolaborasi dan berkoordinasi dengan siapa saja dibelahan bumi manapun. Masyarakat yang ingin maju harus terbuka (minded open) tidak boleh minded zero, dan ini merupakan tantangan dan tugas yang tidak mudah, pungkasnya.
Liputan : Rico Fahrizal (Wartawan BiN ATAM)