HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Krueng Tamiang Tercemar Limbah Industri

Foto | S. Mahdi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh mengklaim Krueng Tamiang sangat tinggi pencemarannya dibanding sungai...

Foto | S. Mahdi
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh mengklaim Krueng Tamiang sangat tinggi pencemarannya dibanding sungai lainnya di Aceh akibat banyaknya limbah industri dibuang ke sungai tersebut. 

Kepala Bapedal Aceh Husaini Syamaun Krueng Tamiang tercemar bakteri e-coli serta limbah pabrik pengolahan sawit dan perusahaan pemegang HGU. “Ini hasil pemantauan dan penelitian sejak lima tahun terakhir,” kata Husaini, Selasa (14/6). 

Menurutnya, Krueng Taming tercemar e-coli karena aktivitas masyarakat yang menciptakan WC dan jamban terpanjang, sehingga bakteri e-coli dari kotoran manusia sangat berkembang biak. 

Selain tercemar kotoran manusia, kata dia, limbah industry masih juga dibuang ke sungai meski persentasenya sangat kecil. Namun jika terus menerus dilakukan dikhawatirkan air sungai akan menimbulkan berbagai penyakit sebab masih digunakan masyarakat untuk mandi dan mencuci.

Ia menyebutkan, kekeruhan air Krueng Tamiang juga meningkat karena kerusakan hutan di sepanjang das yang diduga terjadi akibat penembangan liar danpembukaan perkebunan sawit. 

“Seharusnya, dinas proaktif melihat kerusakan hutan di sepanjang das Krueng Tamiang. Seperti menggencarkan program reboisasi serta mengganti sawit dengan tanaman lain. Sebab, sawit menyebabkan debit air sungai berkurang,” katanya. 

Ketika ditanya apa tindakan diambil Bapedal Aceh, Husaini mengaku pihaknya hanya berwenang memantau pencemaran air sungai tersebut. Sementara untuk mengeksekusi pelakunya merupakan kewenangan instansi terkait lainnya. 

Husaini mengakui pihaknya sedikit kesulitan untuk memantau pencemaran sungai di seluruh Aceh karena keterbatasan anggaran. “Sungai besar banyak di Aceh, kami tidak bisa memantau semuanya karena keterbatasan anggaran. Padahal, sungai-sungai besar tersebut berpotensi tercemar,” katanya. 

“Jika anggaran tahun depan disetujui, maka pencemaran sungai-sungai besar lainnya bisa dipantau secara serius,” katanya.

Sumber : Koran Harian Aceh